REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aksi pemadaman api di lokasi kebakaran rongsokan di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja,Kabupaten Bogor terkendala padatnya permukiman penduduk. Selain akses jalan yang sempit, banyaknya kendaraan yang lewat menyulitkan mobil pemadam masuk ke lokasi kebakaran.
Masalah lain yang muncul yakni ketersediaan sumber air yang sangat minim. "Di seberang lokasi kebakaran memang ada PT Galenium tapi ketersediaan airnya tidak memadai. Sekitar sini juga tidak ada hidran," kata Uci Sanusi, komandan Regu Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Selasa (27/10).
Musibah kebakaran di areal barang rongsokan itu terjadi pukul 05.30. Api diduga muncul akibat korsleting listrik.
Menangani kebakaran ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota dan Kabupaten Bogor menurunkan 30 orang personelnya. Lokasi kebakaran tak jauh dari Pasar Ciluar, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Selasa (27/10).
Uci Sanusi mengatakan, sebanyak delapan unit mobil damkar diturunkan untuk menanggulangi si jago merah yang membakar lahan sepanjang 300 meter itu. Bantuan juga datang dari BPBD Kota Bogor yang mengoperasikan tiga unit mobil damkar.
Damkar menerjunkan lima personel untuk mengambil air di sungai dengan menggunakan portable pump. "Berdasarkan keterangan warga, asal api dari korsleting listrik. Api cepat membesar karena mengenai barang-barang yang sifatnya mudah terbakar," ujar pria 43 tahun itu.
Uci berujar, petugas damkar berusaha mengantisipasi agar api tidak merembet ke perumahan warga. Ia bersyukur, tak ada korban dalam kejadian itu.
Menurut Uci, tak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut. Akan tetapi, penertiban akan dilakukan kepada pelaku usaha barang bekas yang menyengaja menyimpan tumpukan barang bekas mereka di jalur hijau milik pemerintah yang kini terbakar.
"Seharusnya tidak boleh, nanti akan dimintai tanggung jawab," ucapnya.