REPUBLIKA.CO.ID, DEPOk -- Ratusan pengunjung dan karyawan pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos) panik berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Mereka mengira telah terjadi kebakaran.
''Ini hanya simulasi kebakaran saja kok,'' kata Kepala Dinas (Kadis) Pemadam Kebakaran (Damkar), Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Yayan Arianto di Detos, Selasa (27/10).
Yayan menjelaskan, simulasi kebakaran di pusat perbelanjaan atau gedung-gedung perkantoran merupakan kegiatan yang sangat penting dan rutin untuk dilakukan. "Simulasi ini hal penting yang perlu diketahui pengelola gedung, termasuk mall-mall yang ada di Depok," katanya.
Yayan menjelaskan, dalam simulasi ini Damkar memberikan contoh bagaimana menghadapi kebakaran. Misalnya memberi pemahaman kepada seluruh pengunjung dan petugas mal agar jangan panik jika ada kebakaran. Kemudian jika ada kepulan asap, mereka sebaiknya merangkak berjalan keluar gedung.
Lanjut Yayan, guna menghadapi peristiwa kebakaran yang terjadi di dalam gedung, maka semua pihak harus bersinergi, seperti pemilik gedung, masyarakat atau pengunjung dan management gedung. Ketiga komponen itu harus bersinergi.
"Saya juga sudah cek, untuk keamanan alat pemadam kebakaran di mal-mal Depok hampir semuanya lengkap. Hanya ada satu mal, yakni Depok Trade Center (DTC) yang alat pemadam kebakarannya masih belum lengkap. Kami sudah kirimi surat agar segera dilengkapi,'' tutur Yayan.
Manager Marketing Detos, Ferry Nurdin Firdaus mengatakan, simulasi kebakaran rutin diadakan hampir setahun sekali. Selama keberadaan Detos sejak 10 tahun lalu, simulasi ini merupakan kali ke delapan yang dilakukan.
"Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada para tenant dan juga pengunjung bagaimana menghadapi kebakaran jika hal itu terjadi. Kami juga mengimbau para tenant untuk merawat dan mengecek secara rutin, alat pemadam darurat berfungsi atau tidak,'' Ferry.