Selasa 27 Oct 2015 19:26 WIB

Risma tak Hadiri Deklarasi Damai Pilwali Surabaya

Rep: Andi Nurroni/ Red: Bayu Hermawan
Wali kota Surabaya periode 2010-2015 Tri Rismaharini.
Foto: Antara
Wali kota Surabaya periode 2010-2015 Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tidak menghadiri agenda "Deklarasi Pilwali Damai dan Berintegritas" yang diadakan KPU Surabaya, Selasa (27/10).

Hanya pasangan Risma saja, calon wakil wali kota Whisnu Sakti Buana, yang mengikuti kegiatan tersebut. Sementara dari pihak pesaing, pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari, hadir dalam formasi utuh.

Keduanya kompak, datang ditemani tim pemenangan mereka. Kepada wartawan, Whisnu menyampaikan, Risma tidak bisa turut serta dalam kegiatan tersebut karena menghadiri pertemuan dengan warga. Agenda dengan warga, kata dia, sudah jauh-jauh hari disusun, sehingga tidak bisa ditinggalkan.

"Beliau lebih memilih ketemu warga. Kita sudah konfirmasi dengan masyarakat, kita enggak bisa membatalkan begitu saja," ujarnya.

Menurut Whisnu, Risma lebih memilih menghadiri agenda pertemuan dengan warga karena undangan dari KPU baru diterima sehari lalu. Terlebih, kata dia, agenda serupa pernah dilakukan di Maporestabes Surabaya beberapa waktu lalu, bahkan dengan unsur-unsur yang lebih lengkap.

Dalam agenda yang dihelat di salah satu hotel di Surabaya tersebut, sejumlah unsur forum pimpinan daerah memang tidak hadir.

Kapolrestabes Surabaya, Komandan Distrik Militer Surabaya, bahkan Pj Wali Kota Surabaya, tidak datang dan hanya mengutus perwakilan. Pj Wali Kota Surabaya Nurwiyatno sendiri diwakilkan Kepala Kebangpol Linmas Sumarno.

Ketidakhadiran unsur-unsur pimpinan daerah alam tahapan penting Pilwali Surabaya tersebut disayangkan sejumlah pihak. Menanggapi kondisi tersebut, Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin, mengaku sudah berusaha optimal. Ia membantah jika undangan baru disaampaikan sehari sebelumnya.

"Sudah kita undang dari seminggu lalu. Mungkin mereka ada kesibukan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement