REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan melontarkan rencana pemerintah dalam hal ini Kemendikbud yang akan membangun sekolah aman asap. Rencana tersebut dia mengatakan merupakan cara preventif mencegah kian banyak siswa menjadi korban akibat terpapar kabut asap.
"Setelah bencana ini beres, kita akan membuat sekolah aman asap sebagai cara preventif," ujar Anies di Jambi, Selasa (27/10).
Saat ini, sudah cukup banyak sekolah yang diliburkan akibat kabut asap. Namun banyak juga sekolah yang tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Yang disayangkan Mendikbud, banyak guru dan murid beraktivitas di sekolah namun tidak menggunakan masker.
Anies menjelaskan jika indeks standar polusi udara di atas 200 hingga 300, maka sekolah setingkat PAUD dan SD harus diliburkan. Sementara jika lebih dari itu dan berkelanjutan, maka kelas tinggi SMA/sederajat juga harus diliburkan.
Dalam peliburan ini, Anies menyarankan para guru untuk menyusun bahan-bahan ajar. Dengan demikian, para anak bisa belajar di rumah.
Para orangtua juga diminta mengawasi anak-anaknya ketika libur. Dengan kata lain, anak-anak dicegah keluar rumah dan belajar saat diliburkan.
Anies melanjutkan perihal kalender akademik. Apabila ada sekolah yang libur lebih dari 29 hari, maka otomatis kalender akademiknya digeser. "Kita sesuaikan dengan kalender akademik termasuk jadwal ujiannya," terang dia.
Dia mengaku menerima laporan terdapat sekolah yang memaksakan masuk sekolah meski ISPU-nya di luar batas normal. Salah satu alasannya adalah kekhawatiran tidak memperoleh Tunjangan Profesi Guru (TPG). Padahal, ia menegaskan, TPG tidak akan dipotong sama sekali.