REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Takeuchi, salah seorang polisi asal Jepang, melakukan studi banding di Kota Singkawang, saat menghadiri kegiatan tindak lanjut proyek rintisan Program JICA dalam kegiatan pengembangan Polmas yang dipusatkan di Polsek Singkawang Barat.
"Saya juga baru tahu ternyata di di Indonesia, rasa takut masyarakat terutama anak-anak kepada polisi juga terjadi. Ini juga sama dengan di Jepang. Masyarakat disana (Jepang) juga takut dengan kehadiran polisi," katanya di Singkawang, Selasa.
Pria yang berpangkat setara dengan Kombes itu menuturkan, selama 33 tahun menjabat sebagai polisi, khususnya saat menjadi Bimas yang telah enam tahun. Dimana adanya rasa takut dari masyarakat terhadap polisi.
Melihat kondisi tersebut, Polisi Jepang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat agar tidak ada rasa takut lagi. Di antaranya, kata dia, dengan cara door to door atau mendatangi rumah warga dan pendekatan lain agar masyarakat merasa senang dengan kehadiran petugas polisi. Hal tersebut dilakukannya bersama dengan petugas Babinkamtibmas polisi Jepang.
"Hal ini juga bagian dari penciptaan rasa keamanan di Jepang, yakni dengan melibatkan seluruh masyarakat," katanya.
Dalam rangka mewujudkan rasa aman dan nyaman, jelasnya, memang membutuhkan kerja keras, baik dari kepolisian, TNI, Pemerintah dan masyarakat. Sehingga di Jepang, katanya, polisi selalu berkoordinasi hingga di tingkat RT. "Namun hal tersebut mulai hilang karena sifat individualisme sudah tinggi dan hidup modern di sana (Jepang). Saya berharap hal tersebut tidak sampai terjadi di Indonesia," katanya.