Rabu 28 Oct 2015 11:40 WIB

Mozaik: Islam Hidup di Pegunungan Spanyol (1)

Rep: c35/ Red: Damanhuri Zuhri
Istana Alhambra, Granada, Spanyol adalah salah satu pencapaian besar arsitektur Islam.
Foto: Reuters
Istana Alhambra, Granada, Spanyol adalah salah satu pencapaian besar arsitektur Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, GRANADA -- Sederetan desa-desa kecil yang dikelilingi pegunungan yang tertutup salju di Alpujarras merupakan benteng terakhir Muslim Granada, Spanyol. Di sana juga disediakan banyak makanan halal sehingga mampu menarik wisatawan Muslim.

"Kami berjumlah sekitar 20 keluarga, yang berpenduduk sekitar 100 orang, dan sebagian besar dari kami masuk Islam," kata Qasim Barrio Raposa, pemilik kafe Baraka, menurut HYPERLINK "http://OnIslam.net"OnIslam.net.

Dia melanjutkan, dia dan seluruh penduduk di desa tersebut sudah tinggal di sana selama 25 tahun dan kami benar-benar terintegrasi dengan orang-orang daerah. Menurut dia, semua orang tahu bahwa Cafe Baraka miliknya adalah cafe Muslim di Orgiva.

Pada awalnya dia pergi ke Orgiva untuk melakukan pencarian spiritual. Kemudian pada akhirnya dia seperti menemukan sesuatu. Qasim menemukan masyarakat Muslim yang harmonis di wilayah Alpujarras.

Dalam satu tahun masuk Islam dia bercerita bahwa abangnya meninggalkan kampung halaman dan datang ke Orgiva untuk hidup dengan cara yang halal,

Kendati demikian, dia mengakui jika sebagian besar penduduk yang beralih ke Muslim di Eropa dan Amerika akan tinggal di pedesaan.

"Dua belas tahun yang lalu saya mulai memiliki panggilan untuk Islam dan saya mulai mempelajari beberapa buku," katanya.

Qasim yang dulunya sudah pernah bekerja di restoran di Bilbao, tempat tinggalnya dulu, kini membuka cafe Muslim di Alpujarras. Dia menceritakan memulai bisnis dengan Bruder dari masyarakat dan akhirnya disebut nama Café Baraka.

Orgiva adalah sebuah kota kosmopolitan dengan perpaduan warna-warni kebangsaan yang hidup bersama dalam suasana bohemian. Terletak 59 km dari kota Granada, Orgiva berpenduduk 6.000 jiwa dan menduduki lahan sepanjang 450 meter.

Daerahnya terdiri dari sekitar 50-an desa, yang merupakan benteng Muslim Spanyol terakhir setelah Castilians mengambil Granada pada tahun 1492. Kaum Muslim yang menolak untuk pindah ke Kristen mengungsi ke perbukitan, menetap di daerah terpencil ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement