Rabu 28 Oct 2015 12:00 WIB

Aher: Pemuda Saat Ini Harus Mencontoh Pemuda Masa Lalu

Rep: arie/ Red: Damanhuri Zuhri
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta para pemuda untuk memiliki pemikiran dan cita-cita besar. Agar, kelak dapat menghasilkan sebuah karya yang juga besar. Hal ini dulu pernah dilakukan para pemuda melalui Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1908.

Menurut Heryawan, pemuda saat ini seharusnya mencontoh pemuda di masa lalu yang memandang persatuan dan kesatuan lebih penting dibandingkan kepentingan kelompok dan pribadi.

Padahal, latar belakang pemuda di masa perjuangan kemerdekan sangat berbeda-beda mulai dari agama, suku dan bahasa. Namun, sudah bisa memandang bahwa pesatuan akan membuat cita-cita besar lebih kokoh.

"Sumpah Pemuda lahir berkat pemikiran besar," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher usai upacara hari peringatan Sumpah Pemuda di halaman Gedung Sate, Rabu (28/10).

Aher mengatakan, melahirkan sebuah pemikiran besar harus menjadi diskusi para pemuda. Pemprov sendiri,  berkomitmen membina para pemuda di antaranya melalui pembangunan ruang sekolah baru.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga ikut memberikan dukungan kepada para pemuda yang sedang mengenyam di tingkat perguran tinggi. Mahasiswa, jangan hanya sibuk belajar tapi harus ikut berkecimpung dalam wadah organisasi.

Hal ini sangat penting untuk menghindari para pemuda yang pintar namun punya pemikiran kerdil. "Berbahaya jika punya pemikiran terlalu pribadi yang hanya fokus sukses sendiri," katanya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga dalam sambutan yang dibacakan Aher mengatakan perkembangan teknologi informasi melalui kehadiran sosial media telah melahirkan generasi baru yang memiliki pola pikir serba instan, pragmatik, dan cenderung individual. Akibatnya, muncul kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan anak-anak muda.

Menurutnya, sangat sulit bagi orang tua, guru, dan lembaga pendidikan termasuk negara untuk dapat mengontrol konsisi tersebut. Karena itu, pihaknya melakukan gerakan revolusi mental dengan membangun karakter kuat dari terpaan dampak negatif modernisasi dan globalisasi.

Melalui cara ini, pihaknya berharap para pemuda Indonesia memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan terbaik secara jernih sesuai akal sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement