REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengingatkan Amerika Serikat agar tidak mengirimkan pasukan darat ke Suriah. Menurut Moskow, pengiriman pasukan merupakan kesalahan besar.
"Mereka akan terjebak, mereka akan terlibat jauh dalam konflik panjang ini, dan konsekuensinya tentu tidak bisa diperkirakan," ujar Kepala Komite untuk Hubungan Luar Negeri di Majelis Tinggi Rusia, Konstantin Kosachev.
Ia menambahkan, koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS telah melanggar hukum internasional. Karena itu, jika mereka melanjutkan dengan serangan darat, maka semakin menambah daftar pelanggaran.
"Setiap operasi, operasi udara ataupun operasi darat di Suriah oleh Amerika Serikat akan ilegal," katanya. Sebaliknya Kosachev menegaskan, Rusia tidak akan mengirimkan pasukan darat. Rusia cukup terlibat dengan melancarkan serangan udara ke pemberontak.
Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengirimkan sejumlah pasukan khusus ke Suriah dan helikoter serbu ke Irak. Menurut pejabat AS, pertimbangan itu diambil untuk menjaga momentum dalam pertempuran melawan ISIS.
"Setiap penempatan akan dilakukan secara terbatas, kita berusaha untuk bergerak maju secara spesifik, dengan tujuan militer yang terbatas di Irak dan Suriah," ujar dua sumber pejabat AS.
Salah satu sumber pejabat mengatakan, penempatan pasukan ke Suriah adalah untuk memberikan arahan kepada oposisi Suriah secara suriah. Mereka juga akan dengan muda meminta bantuan serangan udara dari jet tempur AS.
Opsi lain yang juga dibahas yakni pengiriman helikopter Apache ke Irak. Serta mendorong kemampuan militer Irak merebut kembali wilayah dari ISIS.