REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Pansus Angket Pelindo II, Refrizal mempertantakan pembatalan Rapat Kerja Pansus dengan Menteri BUMN Rini Sumarno pada hari ini tanpa alasan yang jelas.
"Kami bingung sebagai anggota karena tiba-tiba rapat batal, siapa ini yang merencanakan," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Rabu (28/10).
Ia mengatakan, pembatalan itu seharusnya berdasarkan rapat internal Pansus dahulu, namun hal itu tidak dilakukan. Refrizal menduga ada pihak yang menilai alat serangnya untuk Menteri Rini masih kurang sehingga rapat itu dibatalkan.
"Kan targetnya Kementerian BUMN harus dirombak, mungkin alat serangnya masih kurang," ujarnya.
Refrizal mengatakan aroma politis kerja Pansus sangat kuat sehingga ada kecenderungan opini mendasari berbagai langkah Pansus, dan bukannya menelaah fakta-fakta.
Ia mendorong agar para anggota Pansus, khususnya para elite pimpinan mengubah semangat dari usaha politisasi menjadi pembenahan BUMN bidang pelabuhan itu.
"Karena itu Pansus harus diarahkan untuk membenahi sistem, dan bukan menarget orang perorang," ucapanya.
Ia mengingatkan bahwa kinerja Pansus bukan menarget orang-perorang namun membenahi pelabuhan Tanjung Priok karena kalau wilayah itu tidak beres maka ekonomi Indonesia bisa terganggu.
Politikus PKS itu menilai semangat yang harus dibangun Pansus Pelindo II adalah pembenahan Pelindo II, dan apabila ada yang kurang maka harus diperbaiki.
"Kalau tidak cocok dengan Dirut Pelindo, kenapa PDI-P tidak suruh Jokowi menggantinya? Kalau anda tidak suka sama orang ini, bilang saja sama Jokowi," ujarnya.
Dia mengingatkan semua pihak bahwa Pelindo II bukanlah musuh maka pandangannya harus objektif. Refrizal mencontohkan semua pihak harus membuka mata bahwa sudah tiga tahun berturut-turut Pelindo II mendapat penghargaan di Asia.