REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Taufiq Ismail mengataka peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan hadiah yang besar dari Allah SWT. “Ada 583 pemakai bahasa, namun ketika ditetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, semua pihak yang hadir pada pertemuan tersebut menerimanya. Ini tidak pernah terjadi di dunia,” kata Taufiq Ismail.
Taufiq mengemukakan hal tersebut saat tampil membacakan puisi dan ceramah pada pembukaan pameran bertajuk “Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera” di Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Rabu (28/10). Padahal, kata Taufiq, saat itu pemakai bahasa Jawa merupakan mayoritas.
“Bahasa Jawa adalah bahasa yang sudah tua, karya tulis dalam bahasa Jawa banyak, dan pemakai bahasa Jawa terbanyak. Tapi para pemuda dari Jawa pada Kongres Pemuda II tahun 1928 itu tidak memaksakan kehendak agar bahasa Jawa yang dipakai sebagai bahasa persatuan. Ini benar-benar luar biasa. Ini hadiah dari Allah SWT,” papar Taufiq.
Begitu pula, Taufiq menambahkan, ada 659 suku bangsa. “Namun semua setuju menyebut diri mereka sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, kata Taufiq, ad 17 ribu pulau. “Namun semua sepakat menyatakan ber-Tanah Air satu, Tanah Air Indonesia.”
Jadi, Taufiq kembali menegaskan, bahwa peristiswa Sumpah Pemuda itu merupakan hadiah dari Allah SWT. “Dan itu terjadi delapan dekade silam. Sejak lebih 80 tahun lalu, bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa persatuan,” papar Taufiq.
Taufiq menyambut baik dan sangat mendukung pameran mengenai kiprah perjuangan MR SM Amin, yang merupakan salah satu tokoh penting dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928 maupun peristiwa-peristiwa sesudahnya yang melahirkan Indonesia merdeka.
MR SM Amin juga memainkan peran sangat penting sesudah kemerdekaan RI, yakni menjadi penyelamat Indonesia ketika Belanda mengklaim kepada dunia bahwa negara Indonesia sudah tidak ada, namun rernyata masih ada pemerintahan sipil, militer maupun anggota DPRD di Provinsi Sumatera.
Pameran “Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera” dibuka Rabu (28/10) oleh Wakil Ketua DPD GKR Hemas, dan akan berlangsung hingga 11 November 2015.
Di ajang pameran tersebut, para pengunjung bisa menyaksikan rangakaian poster berisi kisah kehidupan dan perjuangan MR SM Amin sejak kecil, pendidikannya, aktivitasnya di organisasi kepemudaan, kiprahnya sesudah peristiwa kemerdekaan, hingga wafat tahun 1993 di Jakarta. Pengunjung juga bisa menyaksikan buku-buku yang ditulis MR SM Amin dan sejumlah koleksi MR SM Amin.