REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kiprah MR SM Amin (1904-1993) dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia hingga pasca kemerdekaan dinilai luar biasa. Karena itu, menurut sejarawan Dr Ichwan Azhari, salah satu tokoh penting dalam peritiswa Sumpah Pemuda 1928 dan Komisi Besar Indonesia Muda tahun 1929 itu perlu dibuatkan museum khusus.
“Saya kira sudah selayaknya kalau dibuat Museum MR SM Amin. Hal itu karena kiprah Beliau yang luar biasa terhadap bangsa dan negara Indonesia, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan Indonesia,” kata Ichwan Azhari pada pembukaan Pameran Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera di Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Rabu (28/10).
Ichwan, yang selama tiga tahun melakukan penelitian sejarah mengenai MR SM Amin, menambahkan keberadaan museum tersebut sangat penting bagi generasi kini dan mendatang untuk belajar mengenai kiprah perjuangan salah satu tokoh penting bangsa dan negara Indonesia.
“Museum tersebut akan menjadi mata air bagi siapa saja untuk belajar sejarah, khususnya mengenai kiprah perjuangan SM Amin. Dan di negara-negara Eropa atau Amerika, tokoh-tokoh penting seperti Beliau dibuatkan museum tersendiri,” tutur Ichwan yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Ichwan mengemukakan, kalau kiprah MR SM Amin hanya dipamerkan dalam beberapa hari, atau hanya menjadi bagian Museum Sumpah Pemuda, masih sangat kurang.
“Sudah selayaknya Beliau punya museum sendiri, yang diurus oleh orang yang khusus ditunjuk untuk itu. Saya menghimbau keluarga MR SM Amin yang membuatkan museum khusus tentang beliau,” papar Ichwan yang menjadi editor buku berjudul “Peran MR SM Amin Dalam Sumpah Pemuda dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia”.
Buku tersebut diterbitkan oleh Museum Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan diluncurkan bersamaan dengan pembukaan Pameran Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera di Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Rabu (28/10).
Pameran “Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera” dibuka Rabu (28/10) oleh Wakil Ketua DPD GKR Hemas, dan akan berlangsung hingga 11 November 2015.
Di ajang pameran itu, para pengunjung bisa menyaksikan rangakaian poster berisi kisah kehidupan dan perjuangan MR SM Amin sejak kecil, pendidikannya, aktivitasnya di organisasi kepemudaan, kiprahnya sesudah peristiwa kemerdekaan, hingga wafat tahun 1993 di Jakarta. Pengunjung juga bisa menyaksikan buku-buku yang ditulis MR SM Amin dan sejumlah koleksi MR SM Amin.