REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Tim Transisi untuk menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI mendapatkan keceman dari anggota serta voter PSSI. Mereka menolak rencana dari tim bentukan Menpora Imam Nahrawi ini.
Sesuai rencana Tim Transisi, KLB yang akan melahirkan pengurus baru PSSI tersebut akan diadakan pada awal 2016. Tidak hanya itu, Tim Transisi juga akan merevisi statuta PSSI yang menjadi solusi sepak bola Indonesia dan berencana membuat federasi baru.
Manajer Persiwa Wamena Agus Santoso menilai bahwa menggelar KLB itu adalah tindakan bodoh dan menyesatkan. Agus mengecam keras inisiatif pemerintah untuk mengadakan KLB.
Ia mempertanyakan mengapa harus ada KLB, padahal PSSI baru melaksanakan KLB pada 18 April lalu. Maka, kata dia, secara otomatis pelaksanaan KLB selanjutnya adalah pada 2019.
Agus pun menjelaskan bahwa pelaksanaan KLB bisa dilakukan sebelum waktunya jika pengurus atau Presiden PSSI melanggar statuta. Dan, KLB itu diusulkan oleh 2/3 anggota resmi PSSI melalui Komite Eksekutif (Exco) dan melalui tahapan-tahapan yg sudah ditentukan oleh statuta.
Menurutnya, penyelenggaraan KLB PSSI yang diakui FIFA harus memenuhi persyaratan yakni diminta dan disetujui 2/3 dari 782 anggota PSSI. Selanjutnya, PSSI mengirimkan surat permohonan kepada FIFA.
"Juga harus ada surat permintaan resmi dari PSSI dan diajukan enam bulan sebelum pelaksanaan ke FIFA,” kata Agus
Sebelumnya, Kemenpora secara resmi memperpanjang masa kerja Tim Transisi yang mempunyai tugas utama mengambil alih tugas dan wewenang PSSI. Setidaknya, akan ada tiga nama baru yang menjadi anggota Tim Transisi. Masing-masing yakni, Gatot, Djoko Susilo, Eko Tjiptadi. Mereka sebelumnya menjadi anggota di Tim Sembilan yang juga dibentuk Kemenpora.