Kamis 29 Oct 2015 09:50 WIB
Kabut Asap

Mensos Ingin Manfaat Rumah Singgah Asap Disebarluaskan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) berkunjung ke Rumah singgah korban bencana asap kebakaran Hutan dan lahan di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (28/10).
Foto: ANTARA FOTO/HO/Trisnadi
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) berkunjung ke Rumah singgah korban bencana asap kebakaran Hutan dan lahan di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat yang terganggu kesehatannya akibat asap supaya memanfaatkan fasilitas penjernih udara di rumah singgah yang disediakan pemerintah.

"Jika ada yang merasa sesak napas, mual-mual dan pusing segeralah ke rumah singgah yang sudah dilengkapi dengan AC atau air purifier (penjernih udara)," kata Khofifah di Palembang, Kamis (29/10).

Ruang publik di Palembang yang memiliki ruangan dengan udara sehat, kata dia, telah disediakan di beberapa titik seperti di Asrama Haji Sumatera Selatan dan Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa.

Sementara khusus untuk balita, rumah singgah Koalisi Masyarakat Peduli Balita Korban Asap berada di dekat Jakabaring Sport Center.

Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat segera memanfaatkan fasilitas umum itu apabila mereka mengalami gangguan kesehatan akibat asap.

 Khofifah mengatakan, di lokasi-lokasi tersebut memiliki fasilitas layak untuk para korban asap kebakaran hutan dan lahan.

Secara umum, rumah singgah memiliki alat penyaring udara, ruang khusus balita, tempat bermain anak, matras, kasur, dapur umum, perlengkapan dan tenaga medis serta fasilitas penting lainnya.

Menurut Mensos, penanganan korban asap sejatinya lebih mudah daripada bencana alam atau sosial lainnya.

Salah satu alasannya, unsur manusia dan peralatan dapat dimobilisasi dengan mudah.

"Masyarakat dapat datang kapan saja ke rumah singgah atau tempat evakuasi kapan saja. Misalnya, mereka datang ke rumah singgah mendapatkan udara segar sekitar dua jam sudah sehat dan pulang ke rumah. Berbeda dengan korban bencana alam yang benar-benar harus tinggal di lokasi evakuasi dalam waktu yang lama," kata dia.

Salah satu kendala dalam evakuasi korban asap ke rumah singgah selama ini, lanjut dia, adalah kurangnya publikasi.

Dengan begitu, informasi soal keberadaan dan manfaat rumah singgah belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Atas alasan itu, Mensos mendorong agar ada publikasi yang masif dari media setempat soal keberadaan rumah singgah.

 "Misalnya, radio ikut mempublikasikan rumah singgah setiap 30 menit. Radio mempublikasikan jika Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tinggi, akan memgimbau masyarakat untuk segera merapat ke rumah singgah," kata Khofifah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement