REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Manajemen Mal Alam Sutera Serpong, Kota Tangerang, Banten mengklaim telah meningkatkan keamanan pascainsiden teror bom pertama pada Juli 2015. Manager Operasional Mal Alam Sutera, Wawan mengatakan, pascainsiden pertama, pihaknya sudah melakukan evaluasi dan mengikuti saran dari kepolisian di antaranya melakukan pengawasan dan pemeriksaan di setiap pintu masuk.
Namun, ledakan kembali terjadi dengan lokasi bukan di dalam area pusat belanja tetapi kantin karyawan Mal Alam Sutera. "Kalau untuk di dalam pusat belanja, kami akan periksa semua pengunjung agar kejadian pertama tak terulang. Tetapi, kini sasarannya di kantin yang berada di dekat lokasi parkir kendaraan," katanya.
Upaya lainnya, kata dia, adalah dengan menambah petugas keamanan dari 105 orang menjadi 150 orang serta menambah kamera pengintai (CCTV) dari 67 titik menjadi 100 titik. "Begitu pun prosedur keamanan bagi semua pengunjung yang akan mendapatkan pemeriksaan secara ketat dari petugas. Semuanya akan diperiksa dan melewati petugas keamanan," katanya.
Mengenai insiden ledakan karena persaingan bisnis, pihaknya tidak mengetahui dan menyerahkan proses hukum ke polisi. "Semoga saja polisi bisa mengungkap dan menangkap pelakunya sehingga teror tak lagi terjadi," katanya.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah akan melakukan evaluasi terkait insiden tersebut agar tak terulang lagi di lokasi lain. Begitu juga dengan sistem keamanan yang harus ada peningkatan sesuai dengan saran kepolisian, katanya.
Bila tidak patuh, dia akan tegas tidak memberikan izin bahkan hingga pencabutan dan penutupan. "Demi keamanan, semuanya harus ikut standar yang disarankan kepolisian," tegasnya.
Ledakan terjadi di toilet kantin karyawan Mal Alam Sutera Serpong, Rabu (28/10) pukul 12.05 WIB. Akibatnya satu orang mengalami luka pada bagian kakinya dari bom rakitan berdaya ledak rendah.