Kamis 29 Oct 2015 16:11 WIB

25 Perusahaan Penerima PMN di RAPBN 2016

Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Pelaksana Koalisi Merah Putih (KMP), Idrus Marham menilai Penyertaan Modal Negara (PMN) di RAPBN 2016 tidak pro rakyat. Penilaian itu menjadi salah satu alasan KMP meminta agar PMN untuk BUMN dipangkas.

Menurutnya, Kementerian BUMN yang dinakhodai Rini Soemarno tidak pro rakyat. "Kalau soal itu jangankan kita, saya kira anak kecil saja sudah tahu kalau itu tidak pro rakyat," kata Idrus kepada wartawan, Kamis (29/10).

Sekjen Partai Golkar ini menyebut, tahun lalu PMN juga belum semua terserap, sehingga sangat tidak logis masih dicantumkan di RAPBN 2016. Kesepakatan itu katanya diambil Golkar Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Idrus; Gerindra hadir Ketua Umum Prabowo Subianto, Wakilnya Fadli Zon, dan Sekjen DPP Ahmad Muzani; PKS hadir presidennya Sohibul Iman dan Fahri Hamzah; PPP dihadiri Ketum Djan Faridz; PAN Amien Rais.

"Dan hampir semua berpandangan sama kalau RAPBN ini terlalu besar, sehingga harus dipangkas. Kita juga melihat itu tidak pro rakyat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga harus dipangkas PMN," tambahnya.

Berikut rincian PMN Rp 39,42 triliun untuk BUMN di RAPBN 2016:

Penerima PMN dalam bentuk tunai:

1. Perum Bulog Rp 2 triliun.

2. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Rp 500 miliar.

3. PT SMI (Persero) Rp 5 triliun.

4. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp 1 triliun.

5. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Rp 1 triliun.

6. PT Hutama Karya (Persero) Rp 3 triliun.

7. PT Wijaya Karya Tbk Rp 3 triliun.

8. PT Pembangunan Perumahan Tbk Rp 2 triliun.

9. PT Angkasa Pura II (Persero) Rp 2 triliun.

10. PT Jasa Marga Tbk Rp 1,25 triliun.

11. PT PLN (Persero) Rp 10 triliun.

12. PT Geo Dipa Energi (Persero) Rp 1,16 triliun.

13. PT Krakatau Steel Tbk Rp 1,5 triliun.

14. PT Industri Kereta Api (Persero) Rp 1 triliun.

15. PT Barata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar.

16. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp 500 miliar.

17. PT Askrindo (Persero) Rp 500 miliar.

18. Perum Jamkrindo Rp 500 miliar.

19. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Rp 500 miliar.

PMN untuk BUMN dalam bentuk nontunai:

20. PT Perikanan Nusantara (Persero) Rp 29,4 miliar.

21. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Rp 692,5 miliar.

22. Perum Perumnas Rp 235,4 miliar.

23. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Rp 564,8 miliar.

24. PT Amarta Karya (Persero) Rp 32,1 miliar.

‎25. PT Krakatau Steel Rp 956,5 miliar‎.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement