REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS--Banyak keluarga di pedesaan barat laut Suriah, Provinsi Idlib terpaksa menggali gua bawah tanah untuk mencari perlindungan dari serangan udara Rusia.
Seperti diberitakan laman Middle East Monitor, Kamis (29/10), menggali bunker menjadi praktik yang sudah akrab di wilayah ini. Sebab, cara tersebut merupakan salah satu yang baik untuk memberikan keamanan dari serangan udara sekaligus alternatif untuk mengungsi.
Beberapa bulan terakhir, Rusia telah melakukan banyak serangan udara di Suriah. Moskow menegaskan serangan tersebut terutama ditujukan ke militan ISIS. Negara-negara Barat mengatakan, bagaimanapun warga sipil Suriah bersama dengan pasukan oposisi moderat yang melawan rezim di Damaskus menanggung beban serangan Rusia ini.
Banyak keluarga di dan sekitar Idlib menghabiskan sebagian besar harinya dalam bunker galian mereka. Mereka jarang berani muncul kecuali yakin tidak ada pesawat tempur di daerah itu.
Salah seorang, Abo Mohamed mengatakan, ia dan keluarganya terpaksa menjadikan gua sebagai hunian karena intensitas serangan udara Rusia baru-baru ini. "Sulit untuk membuatnya terang dan diisi dengan barang-brang rumah tangga karena sangat sempit," katanya.
Banyak warga Suriah yang tidak memiliki tanah untuk digali sebagai gua dan terpaksa mencari keselamatan di kamp-kamp pengungsi.