REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto menghentikan proses pencarian penambang emas tanpa izin (PETI) yang tertimbun di kawasan konsesi ANTAM, Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Kamis (29/10).
"Sebagai kepala dari tim operasi kemanusiaan pencarian korban runtuhan lubang Gunung Pongkor, saya nyatakan proses pencarian ini secara resmi selesai," ujar Kapolres dalam konferensi pers di kantor ANTAM, Bogor.
Suyudi memerinci, evakuasi oleh tim gabungan yang berlangsung sejak Selasa malam itu tak dapat diteruskan karena berbagai pertimbangan. Kondisi sempitnya lubang, ventilasi udara yang buruk, dan bau menyengat yang diduga berasal dari jenazah para korban membuat tim tidak mampu lagi melakukan pencarian.
"Pintu lubang hanya sebesar 50x50 sentimeter dengan banyak sumuran dan beberapa cabang di dalamnya. Ditambah, pukul satu siang tadi terjadi longsor susulan yang membuat tim tak bisa lagi menembus lubang," tutur Suyudi.
Sejak Selasa, tim evakuasi telah menemukan dan mengidentifikasi tiga dari 12 korban. Dua jenazah lain telah ditemukan tetapi tak dapat dijangkau karena adanya longsor tambahan.
Karenanya, ungkap Suyudi, sekitar pukul 15.00 WIB tim melaporkan situasi di lapangan kepada pihak keluarga yang pada akhirnya mengikhlaskan. Selanjutnya, Lubang Kunti yang menjadi lokasi TKP akan ditutup oleh pihak kepolisian.
Pihak keluarga, sementara itu, mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Entis Sutisna (28 tahun), salah satunya, percaya tim evakuasi telah melakukan pencarian dengan maksimal.
Warga Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya, yang merupakan adik ipar dari korban bernama Didi itu tak ingin proses evakuasi menimbulkan lebih banyak korban jika dilanjutkan. Ia yang sempat meninjau lokasi siang tadi, melihat langsung bahwa kondisi TKP sangat membahayakan.
"Tadi datang ke lubang pukul 11.00 WIB, memang rawan, saya saja tidak berani masuk. Hanya bisa mendoakan mudah-mudahan almarhum dan korban lain diterima di sisi Allah," ujarnya.