REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa hidupnya, al-Zahrawi tercatat sebagai dokter bedah andal yang tersohor ke seantero Eropa. Karena itu, banyak anak-anak muda di benua itu yang berbondong-bondong datang ke Cordoba hanya untuk berguru kepada al-Zahrawi.
Sejarah mencatat, pada masa keemasannya, Cordoba pernah memiliki tak kurang dari 50 rumah sakit. Tak sekadar menjadi tempat untuk merawat pasien, rumah sakit tersebut juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran ilmu kedokteran.
Kitab at-Tasrif secara gamblang menggambarkan kiprah al-Zahrawi sebagai seorang guru. Melalui sejumlah penuturannya di kitab itu, tampak sekali al-Zahrawi sangat menyayangi para muridnya. Ia pun selalu mengingatkan murid-muridnya untuk berlaku baik kepada pasien.
''Dokter yang baik harus melayani dan merawat pasiennya sebaik mungkin tanpa membedakan status sosialnya,'' tutur al-Zahrawi.
Senantiasa berpegah teguh pada norma dan kode etik kedokteran juga selalu diingatkan al-Zahrawi kepada murid-muridnya. Menurut dia, tak sepatutnya seorang dokter mempergunakan profesi mulianya semata-mata untuk mendulang kekayaan atau materi.