REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelayanan oksigen keliling yang disediakan oleh Satgas Artha Graha Peduli secara mobile ke tempat-tempat permukiman warga di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (29/10) disambut dengan penuh antusias oleh warga yang mencari udara murni di tengah kabut asap yang pekat.
"Banyak warga, termasuk pegawai negeri sipil, datang ke mobil oksigen keliling untuk bisa menghirup udara segar. Oksigen keliling ini betul-betul dibutuhkan warga, dan kami gembira bisa melayani," kata dr. Sartika Harsa, dokter dari Posko Artha Graha Peduli dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.
Menurut Sartika, yang rentan terhadap bahaya kabut asap adalah balita dan anak-anak serta manula. Mobil oksigen keliling diperuntukan untuk membantu mereka yang tidak bisa datang ke rumah singgah, karena berbagai alasan misalnya sakit atau sudah tidak bisa jalan karena lanjut usia.
Bagi warga yang menderita sesak nafas dan penyakit asma, katanya, bisa memanfaatkan layanan oksigen keliling tersebut untuk menghirup udara segar. Dengan begitu, penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah. Ketua Satgas AGP Tanggap Darurat Bencana Kabut Asap Heka Hertanto mengatakan mobil oksigen keliling mendatangi panti asuhan, rumah-rumah warga, dan siapapun yang membutuhkan udara segar. Panti asuhan yang sudah dilayani misalnya Panti Asuhan Imanuelle dan Panti Asuhan.
"Kami pro aktif, jemput bola, karena tidak semua korban asap bisa datang ke rumah singgah," katanya.
Mulai hari Kamis, 28 Oktober 2015, sudah bisa dioperasikan dua mobil oksigen keliling. "Satu mobil Inova kita jadikan mobil oksigen, lalu kami dapat tambahan satu ambulan dari BNPD. Yang mengoperasikan petugas Satgas AGP dan tabung oksigennya dari kami. Kami bekerjasama dengan Posko Besar Satgas Asap Kalteng," kata Heka.
Anggi, yang mendapat layanan oksigen di Panti Asuhan Imanuel, Jln. Diponogoro, merasa senang sekali dengan adanya oksigen keliling AGP, karena anak-anak di panti asuhan dapat merasakan udara segar.
"Oksigen keliling dapat mengurangi sesak nafas pada anak asuh serta ibu asuh. Harapan saya agar sering sering datang, tidak hanya hari ini," kata Anggi.
Yapi, dari Yayasan Batang Asih, juga mengaku terbantu dengan adanya layanan oksigen keliling tersebut. Ia berterima kasih kepada tim AGP yang sudah sangat cepat membantu dengan layanan oksigen kelilingnya. Lebih-lebih lagi, katanya, baru bantuan Satgas AGP lah yang masuk ke Yayasan Batang Asih.
Sudah beberapa hari ini sejumlah warga Palangka Raya merasa lemas, sesak nafas dan pusing akibat kabut asap. Mereka menjadi sakit-sakitan akibat kabut asap dari kebakaran hutan yang sudah dua bulan terakhir ini melanda Kalimantan Tengah.
"Sekarang nafas saya lega. Terimakasih dikasih oksigen gratis. Kalau perlu datang tiap hari ke sini," kata Suharno, warga Jl. Wilem AS, Palangka Raya, yang baru saja menghirup udara murni dari tabung oksigen keliling.
Suharno berharap oksigen keliling tidak hanya dipusatkan di dalam kota Palangka Raya, namun juga disediakan di setiap kecamatan maupun kelurahan dan desa. Usin, warga lain mengatakan, banyak warga terpapar dampak kabut asap tidak hanya di kota Palangka Raya. Juga di desa-desa.
"Ketersediaan oksigen sangat diperlukan di desa-desa, terutama ibu muda yang sedang hamil, anak-anak dan manula," kata Usin, warga Kasongan.