REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toto's Film Making Class adalah kelas pelatihan pembuatan film yang diselenggarakan oleh CGV Blitz. Pelatihan tersebut meliputi segala aspek pembuatan film dari awal hingga akhir.
Dimulai dengan pencarian ide, pembutan story board penulisan naskah cerita, teknik kamera, dan editing. Bahkan, bagaimana cara yang tepat dan efektif untuk memasarkan film juga diberikan kepada para peserta.
Sejak 2013 lalu, Toto's Making Class telah diselenggarakan selama lima kali. Kegiatan ini pun diikuti oleh setidaknya 200 pelajar dari berbagai Sekolah Menengah Atas yang ada di Jakarta.
Sejak diadakan pertama kali, sudah 24 karya yang dihasilkan oleh setiap tim di Toto's Film Making Class. Karya-karya ini akan dikompetisikan di Toto's Film Festival 2015 yang digelar di CGV Blitz Grand Indonesia pada 26 hingga 27 Oktober.
Salah satu peserta dalam Toto's Film Making Class, Shenina S. Cinnamon yang berasal dari tim SMK 51 mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan menyenangkan. Ia merasa bisa mengetahui dengan baik apa saja tugas yang harus dilakukan dari masing-masing anggota tim yang ada dalam sebuah proyek film.
"Dulu aku tidak tahu kalau sutradara itu tugasnya apa saja, terus produser apa saja. Di Toto's Film Making Class aku mengerti detail-detail pembagian tugas untuk memproduksi sebuah film," ujar Shenina.
Siswi yang duduk di kelas 12 ini mengakui sangat tertarik untuk membuat sebuah film. Ia merasa film dapat menjadi media untuk mengungkapkan aspirasi terhadap hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kita.
"Menurut aku film bisa jadi media untuk mengutarakan perasaan yang kita miliki. Kita juga bisa memberi pengetahuan sama banyak orang yang mungkin selama ini tidak pernah diketahui," jelas perempuan kelahiran Jakarta, 1 Februari 1999 ini.
Setelah mengikuti Toto's Film Making Class, Shenina dan kawan-kawan dalam tim SMK 51 juga berencana terus membuat karya-karya film lainnya. Saat ini, ide yang diambil masih berdasarkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.
"Pastinya kita akan buat film-film pendek lainnya. Kita senang sekali kalau acara semacam Toto's Film Making Class diadakan karena berguna sekali," kata Shenina.
Tim SMK 51 membuat karya film pendek berjudul Satu Sama. Film ini bercerita tentang Reza dan teman-teman sekelasnya yang berusaha protes kepada guru mereka, pak Ismail. Hal itu karena ia selalu memberi tugas tanpa penjelasan. Namun, para siswa dan siswi juga nampaknya lupa dengan kewajiban untuk mendengarkan guru.
Menurut perempuan yang menjadi produser dalam film itu, selama proses pembuatan film pasti banyak kendala yang harus dihadapi. Salah satunya adalah hal-hal teknis, yang menyebabkan sebuah tim produksi harus berpikir cepat mengatasi situasi.
"Waktu pembuatan film Satu Sama, kita sudah menentukan lokasi yang cocok yaitu ruang kelas dengan pencahayaan terang dari sinar matahari. Eh tiba-tiba pas hari syuting cuaca mendung, dan kita mengakali dengan cahaya lampu di kelas itu saja," jelas Shenina.
Film Satu Sama menjadi juara favorit dalam Toto's Film Festival 2015. Juara pertama didapatkan oleh SMA Kanisius Jakarta dengan film Ballon.