REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Beberapa relawan Paviliun Indonesia mengaku sangat kecewa dengan batalnya Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, hadir di penutupan Paviliun Indonesia, Jumat (30/10). Mereka menilai batalnya kehadiran Mendag Lembong menunjukkan pemerintah tak memprioritaskan Paviliun Indonesia di World Milan Expo 2015.
Relawan Paviliun, Larassya Nayenggita, mengaku sangat kecewa dengan ketidakhadiran Mendag Thomas Lembong. Sebagai Warga Negara Indonesia yang tinggal di Italia, ia menilai Milan Expo menyimpan potensi yang begitu besar. Mempromosikan budaya di depan jutaan orang yang datang ke paviliun minimal bisa mendorong pariwisata Indonesia di Italia.
Dengan ajang sebesar ini, menurut dia, harusnya didukung penuh pemerintah. Sama halnya dengan paviliun lain yang didukung negaranya.
"Ada kebanggaan sebagai warga negara jika pemerintah mau datang dan hadir disini," ucap dia kepada Republika, Jumat (30/10).
Sementara itu, Andrea Christian menyatakan bermacam pertanyaan terkait kebakaran hutan dan kelapa sawit selalu terdengar di antara pengunjung. Relawan pun setiap hari berupaya menjelaskan apa yang terjadi di Indonesia dan kampanye negatif kelapa sawit.
Upaya itu, menurut dia sebenarnya bisa semakin maksimal jika pemerintah ikut serta dalam Paviliun Indonesia. Minimal memberi dukungan moral dengan datang ke lokasi paviliun
Menteri Perdagangan, Thomas Lembong disebut takkan hadir dalam penutupan Paviliun Indonesia, Jumat (30/10). Ia batal datang dalam penutupan karena diminta Presiden Joko Widodo segera pulang ke Indonesia.
"Pak Tom tak bisa hadir dalam penutupan karena dipanggil Presiden," tutur Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nuz Nuzulia Ishak kepada wartawan, Kamis (29/10) waktu Milan. Menteri Perdagangan sedianya hadir dalam penutupan Paviliun Indonesia, Jumat (30) kemudian mengunjungi beberapa paviliun negara lainnya Sabtu (31/10).