Jumat 30 Oct 2015 13:36 WIB

Tersangka Bom Mal Alam Sutera Dikenal Kurang Bersosialisasi

Rep: c36/ Red: Bilal Ramadhan
LWK (27) tersangka pelaku pengeboman Mal Alam Sutera diapit petugas di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10).   (Repubika/ Wihdan)
LWK (27) tersangka pelaku pengeboman Mal Alam Sutera diapit petugas di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10). (Repubika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Leopard Wisnu Kumala, 29, tersangka pengebom Mal Alam Sutera dikenal kurang bersosialisasi dengan warga di sekitar tempat tinggalnya. Pria yang tinggal di Perum Banten Indah Permai, Kota Serang ini hanya bertegur sapa seperlunya saat bertemu tetangga.

Ketua RT 08/RW 19 Perum Banten Indah Permai, Mariyono, menuturkan telah mengenal Leopard sejak satu setengah tahun lalu. "Saudara Leo tinggal di sini sudah satu setengah tahun. Dia dikenal sebagai warga biasa dan secara umum pribadi yang baik. Hanya saja, kurang bergaul dengan warga lain," ujar Mariyono kepada Republika, Jumat (30/10).

Mariyono dan warga lainnya memang sering bertegur sapa sengan Leopard saat berpapasan di jalan. Namun, sapaan yang dilakukan sebatas tegur sapa biasa. Obrolan lebih lanjut diakui Mariyono tidak pernah terjadi.

Menurut penjelasan Mariyono, Leopard tinggal bersama istrinya, Reni dan anaknya yang baru berusia dua tahun berinisial E. Informasi yang dihimpun Republika berdasarkan dokumentasi aparat kepolisian, rumah yang ditinggali keluarga Leopard merupakan rumah satu lantai berpagar besi warna hitam.

"Istrinya seorang ibu rumah tangga biasa. Sering berbelanja di warung samping rumahnya. Kalau bertegur sapa dengan instrinya saya jarang," lanjut Mariyono.

Mariyono menduga istri dan anak Leopard kemungkinan mengungsi ke rumah sanak saudaranya. Sebab, rumahnya hingga Jumat siang masih kosong dan masih dipasang garis polisi. Saat ini, aparat Polres Serang masih berjaga di sekitar rumah Leopard. Sementara itu, warga Banten Indah Permai kini sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

"Kemarin warga sempat kaget dan tidak.menyangka kalau di rumah Leopard juga ada bom aktif. Sekarang semua sudah kembali aktivitas seperti biasa," ungkapnya.

Berdasarkan informasi, Leopard lahir di Rangkasbitung, 3 Agustus 1986. Pria penganut Katolik ini menamatkan studi diploma III di STTIKom Insan Unggul. Leopard kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya pada Rabu (28/10).

Dia ditangkap pada Rabu (28/10) malam saat mencoba melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor di sekitar wilayah Mal Alam Sutera.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement