JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) sempat menduga ledakan bom yang terjadi di Mal Alam Sutera Tangerang mirip aksi gerakan radikal baru dari kawasan Xianjiang, Tiongkok. Gerakan ini diduha mulai masuk ke Indonesia. Alasannya karena model ledakannya tidak jauh berbeda.
Namun Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti tidak setuju dengan pernyataan IPW tersebut. Sebab, IPW tidak melakukan penyelidikan seperti pihaknya. Sehingga ia merasa memiliki otoritas resmi untuk menolak klaim IPW.
"Sekarang kalau IPW merilis seperti itu, apakah mereka melakukan penyelidikan? Tidak kan," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta pada Jumat (30/10).
Krishna menjelaskan IPW tidak melakukan penyelidikan. Sehingga IPW tidak bisa mengklaim ledakan di Alam Sutera serupa dengan gerakan radikal Cina yang pernah menewaskan 21 orang.
Ketika ditanya lebih lanjut, Krishna tidak mempermasalahkan mengenai pernyataan IPW. Namun Krishna mempersilakan andai IPW ingin mengikuti penyelidikan yang dilakukan pihak densus.
"Kalo IPW mengatakan seperti itu silakan mengikuti kegiatan penyelidikan yang dilakukan. Kita juga tidak mau menutupi dan tidak ada gunanya juga," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, IPW menilai kelompok radikal Xianjiang berbeda dengan kelompok radikal yang selama ini melakukan teror bom di Indonesia. Kelompok radikal yang selama ini menyebar teror pada aset negara barat misalnya kedutaan atau hotel-hotel mewah milik perusahaan barat. Sedangkan teror bom di Alam Sutera sama sekali jauh dari kepentingan barat. Sebab, bom kali ini lebih fokus pada sentra keramaian warga Tionghoa.