Ahad 01 Nov 2015 00:10 WIB

BNPB Deteksi 158 Titik Api di Sumatera

Seorang petugas menghitung jumlah titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (22/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Seorang petugas menghitung jumlah titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa satelit Terra & Aqua mendeteksi adanya 158 titik hotspot di Sumatera.

"Pantauan terakhir pada Sabtu pukul 18.00 WIB terdapat 158 titik," kata Kepala Pusdatin BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan, 158 titik tersebut berlokasi di Bengkulu dua titik, Jambi tujuh titik, Bangka Belitung 28 titik, Kepulauan Riau satu titik, Lampung 32 titik, Riau dua titik dan Sumatera Selatan 88 titik.

"Sementara di Kalimantan tidak terdeteksi adanya hotspot pada pantauan satelit terakhir," katanya.

Sementara jarak pandang dan cuaca di Padang 2.000 meter dan berasap, Pekanbaru 6.000 meter dan berawan, Jambi 2.400 meter dan berasap, Palembang 1.800 meter dan berasap.

Sementara di Kalimantan, Pontianak 5.000 meter, Ketapang 10.000 meter cerah berawan, Palangkaraya 7.000 meter dan hujan serta Banjarmasin 6.000 meter dan berawan.

Indeks kualitas udara di Pekanbaru menunjukkan level sedang, Jambi sedang, Palembang tidak sehat.

Sementara di Kalimantan, Pontianak menunjukkan level sedang, Banjarbaru baik, Samarinda baik serta Palangkaraya tidak sehat.

Sementara itu, BNPB kembali menaburkan garam untuk mengintensifkan operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.

"Sebanyak 284,9 ton garam ditaburkan untuk hujan buatan," katanya.

Dia menambahkan, sesuai dengan prediksi BMKG bahwa tanggal 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.

"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement