Ahad 01 Nov 2015 09:15 WIB

Rusia Ragukan Klaim ISIS Tembak Jatuh Pesawat di Mesir

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Badan pesawat Rusia yang hancur di wilayah gurun Hassana, dekat Kota el-Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (31/10).
Foto: EPA
Badan pesawat Rusia yang hancur di wilayah gurun Hassana, dekat Kota el-Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia meragukan klaim afiliasi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan afiliasi Mesir Suriah (ISIS) bahwa kelompoknya telah menjatuhkan sebuah pesawat penumpang Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (31/10) yang menewaskan 224 penumpang dan kru pesawat.

Menteri transportasi Rusia Maksim Sokolov mengatakan,  inormasi klaim penembakan itu dianggap tidak akurat. "Kami terus menjalin kontak dengan rekan-rekan kami Mesir dan otoritas penerbangan di negara itu. Saat ini mereka tidak memiliki informasi yang mengkonfirmasi klaim tersebut, ‘’ katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (1/11).

Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail mengatakan, tidak mungkin untuk menentukan penyebab kecelakaan pesawat tersebut sampai kotak hitam diperiksa tapi tidak ada kegiatan yang tidak teratur yang diyakini berada di balik itu.

Beberapa ahli militer mengatakan, tidak mungkin militan ISIS di Sinai memiliki rudal yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat terbang pada 30.000 kaki. Pesawat jenis Airbus A321-200 yang dioperasikan oleh operator Rusia Kogalymavia  juga dikenal sebagai Metrojet dilaporkan terbelah dua.

Bagian tubuh penumpang dan awak ditemukan terikat di kursi mereka. Sebagian besar penumpang diyakini wisatawan Rusia. Afilisi ISIS yang melakukan pemberontakan di Sinai sempat membuat pernyataan di media sosial mengklaim bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

Mereka mengaku menembak jatuh pesawat untuk balas dendam atas serangan udara Rusia terhadap pemberontak di Suriah. "Para prajurit dari kekhalifahan berhasil menurunkan sebuah pesawat Rusia di Sinai," kata pernyataan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan tim penyelamat Rusia untuk mengunjungi lokasi kecelakaan. Sementara jaksa Mesir memerintahkan penyelidikan. Para pejabat Rusia mulai mencari kantor Kogalymavia Moskow dan telah menyita dokumen.

Penyebab kecelakaan itu belum diketahui. Kogalymavia mengatakan bahwa itu tidak melihat alasan menyalahkan kesalahan manusia yang membuat terjadi kecelakaan salah satu perusahaan penerbangan di Mesir.

Kantor berita RIA dan Interfax mengutip juru bicara maskapai mengatakan, pilot memiliki pengalaman 12 ribu jam terbang. Dia juga mengatakan bahwa pesawat itu sebelumnya telah diservis secara menyeluruh.

Sebelumnya pada hari Jumat (30/10), kontrol lalu lintas udara Mesir kehilangan kontak dengan pesawat tak lama setelah lepas landas dari resor Laut Merah Sharm el-Sheikh untuk berangkat ke Rusia.  Pesawat saat berada di ketinggian 31 ribu kaki ketika lenyap dari layar radar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement