Ahad 01 Nov 2015 17:11 WIB

YLKI: Masyarakat Terjerat 'Jebakan Batman' Terkait Listrik

Red: Citra Listya Rini
Tulus Abadi
Foto: Republika/Agung Supri
Tulus Abadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Masyarakat telah terjerat informasi yang tidak lengkap dan kurang mendukung rakyat kecil atau ibarat "Jebakan Batman" terkait penaikan tarif listrik beserta instrumennya. Begitu kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi.

"Masyarakat ditawari konsumsi listrik rumah tangga 1.300 VA, dengan iming-iming tambah daya gratis, namun setelah itu tarif listrik 1.300 VA ke atas, naik secara otomatis bersama mekanisme pasar, ini namanya 'Jebakan Batman'," kata Tulus Abadi ketika berdiskusi terkait penaikan tarif listrik di Jakarta, Ahad (1/11).

Ia menjelaskan indikasi mekanisme pasar adalah kurs rupiah, harga minyak mentah dunia dan inflasi, itu yang akan diprotes. "Kalau semua tarif diserahkan ke mekanisme pasar, lalu apa peran negara dalam hal ini?," tanya Tulus Abadi.

"Rencana pencabutan 450 VA dan 900 VA ini hanyalah kedok, itu untuk menaikkan tarif agar sesuai dengan harga mekanisme pasar, kalau memang begitu maka wajib diprotes, karena tidak ada intervensi negara dalam menentukan tarif," katanya.