REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Seniman teater senior asal Kuala Lumpur, Malaysia, Khalid Salleh, mengemukakan bahwa dunia kesenian merupakan bagian dari agama sehingga tidak perlu dipertentangkan.
"Adzan saja ada unsur seninya. Demikian juga dengan beduk yang ada di masjid-masjid kan tidak mungkin dipukul sembarangan. Beduk dipukul dengan rasa seni sehingga berirama," katanya sebelum pementasan monolog berjudul "Jual Ubat" di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Ahad, (1/11).
Ia mengakui bahwa di negaranya masih banyak tokoh agama yang memisahkan seni dari agama, bahkan menganggapnya seni itu haram, padahal di dalam kesenian dirinya juga bisa melakukan dakwah untuk mengajak pemirsanya bertindak sesuai aturan agama.
"Kan setiap lakon atau film tidak ada ajakan untuk berbuat kejahatan, justru terselip ajakan untuk berbuat kebaikan. Itu kan sudah dakwah juga," kata aktor senior yang memenangi anugerah pemain lelaki terbaik di Festival Film Asia Pasifik ini.
Pemeran utama film berjudul Kaki Bakar yang mengantarnya pada festival film bergengsi dunia, Cannes di Prancis itu, bercerita mengenai kehidupan kesenian dan agama di Indonesia sangat sejalan saat tampil di Jawa Tengah.
"Saat itu saya diundang Tutup Ngisor di kaki Gunung Merapi. Saat itu ada panggung dan tiba-tiba terdengar suara dari masjid yang jaraknya sangat dekat dengan tempat pementasan. Ini menunjukkan seni dan agama bisa sejalan, tidak ada yang mempermasalahkan," katanya.
Karena itu dia mengaku tidak kaget ketika berkunjung ke sejumlah pesantren, yakni Annuqayah (Guluk-Guluk, Sumenep) dan Nurul Jadid di Probolinggo justru untuk melakukan aktivitas kesenian yang di dalamnya selalu ia selipkan pesan-pesan ayat-ayat Al Quran.
"Justru yang betul seperti ini, seni dan agama tidak ada masalah. Pasti akan saya tularkan fakta kesenian dan keagamaan seperti ini ke Malaysia," ujarnya.
Khalid Salleh mementaskan lakon Jual Ubat di sejumlah tempat di Indonesia. Selain di Pesantren Anuuqayah dan Nurul Jadid, ia akan mementaskan lakon itu di Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.