REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat mengapresiasi kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo pada 25-27 Oktober 2015 yang mempererat hubungan kerja sama strategis di berbagai bidang, kata Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake.
"Kunjungan Presiden Jokowi ke AS bertemu dengan Presiden Barack Obama telah membuahkan peningkatan sejumlah kerja sama strategis bilateral yang akan dicapai bersama," kata Dubes Blake di Jakarta, Senin (2/11).
Sejumlah kerja sama tersebut di antaranya kerja sama strategis di bidang maritim, di mana kedua negara akan mengupayakan keamanan laut dan pencegahan penangkapan ikan ilegal. Kemudian mempererat hubungan militer dengan kerja sama komprehensif, kerja sama penanganan ancaman transnasional, operasi gabungan militer kedua negara dan pengadaan alutsista.
Di bidang kontra-terorisme, kedua negara juga sepakat untuk memerangi terorisme dan bekerj asama mengatasi konflik yang terjadi di Afrika. "Selain itu, kedua presiden juga membicarakan tentang kerja sama energi terbarukan dengan penyediaan listrik 35 megawatt di Indonesia," ujar Blake.
Selain itu, mereka membicarakan penyediaan jaringan listrik di area terpencil dan penangkapan karbon. Kedua kepala negara juga membicarakan masalah global yang menjadi perhatian bersama seperti perubahan iklim, serta pembicaraan untuk membantu Indonesia mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
"Dalam penanganan kebakaran hutan di Indonesia, Presiden Obama memuji langkah Presiden Jokowi untuk memberlakukan moratorium izin pengalihfungsian lahan gambut," tambah Blake.
Blake juga menambahkan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke AS diwarnai dengan atmosfer yang bersahabat.
Hal tersebut ditandai dengan Dipersilakan Jokowi tinggal di Blair House yang terletak di seberang Gedung Putih. "Tidak setiap kepala negara tamu yang bisa menginap di Blair House, ini merupakan sebuah sinyal kedekatan kedua Presiden, Jokowi dan Obama," ujar Blake.
Selain tinggal di Blair House, Presiden Obama juga sempat mengajak Presiden Jokowi ke kediaman pribadi di Gedung Putih. "Ini merupakan sinyal persahabatan yang sangat baik antara kedua presiden," tambah Blake.