Senin 02 Nov 2015 15:05 WIB

'Kehadiran Masjid di Australia Jangan Dilihat Sebagai Ancaman'

Jamaah Masjid Virgin Mary di Hoppers Crossing di luar Kota Melbourne.
Foto: abc
Jamaah Masjid Virgin Mary di Hoppers Crossing di luar Kota Melbourne.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kehadiran masjid di Australia hendaknya jangan dilihat sebagai ancaman, demikian yang mengemuka dalam kegiatan National Mosque Open Day yang diselenggarakan Asosiasi Muslim Lebanon, Sabtu (31/10).

Kegiatan ini sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, dan bertujuan menepis kesalahpahaman masyarakat Australia mengenai agama Islam dan kehadiran masjid di negar itu.

Di antara masjid yang turut ambil bagian adalah Masjid Virgin Mary di daerah Hoppers Crossing di luar Kota Melbourne.

"Kami menyambut semua orang yang meragukan apa yang kami lakukan di masjid ini untuk datang dan melihat sendiri," kata Nawas Saleem, salah seorang pengurus masjid tersebut.

Dia mengatakan tidak ada yang perlu disembunyikan dari masyarakat luas mengenai seluruh kegiatan di masjid ini.

"Masjid adalah rumah ibadah yang terbuka. Hanya ada satu ruangan dengan kitab-kitab di tempatnya. Tidak ada ruang tersembunyi sama sekali," jelasnya.

Adapun nama dan lokasi masjid ini, yang berada tepat di seberang gereja, memang disengaja, dengan maksud membangun jembatan saling pengertian antara kedua agama.

Bagi jamaah yang biasa datang seperti Ismail Baig, masjid ini adalah sarana beribadah, belajar dan kegiatan komunitas. Hal yang lumrah bagi semua rumah ibadah agama manapun.

"Menurut saya, masjid adalah hal terpenting bagi setiap muslim. Sama saja dengan kuil, gereja atau sinagog bagi pemeluk agam lainnya," katanya.

Nawas Saleem menambahkan, dia terpaksa membela keyakinannya setiap kali menghadapi sorotan dan kecaman publik  terhadap agama Islam.

"Kami mengalaminya sejak kejadian serangan 9/11," katanya.

"Umat Islam di negara ini hanya 3 persen dari populasi, artinya ada 97 persen yang non-Muslim. Jadi tanggung jawab kami sangat besar untuk mengajarkan Islam kepada orang lain," jelasnya.

Dia mengakui selain ketegangan, ada pula sejumlah hal yang menggembirakan hati.

Saat ada demo anti-masjid di Kota Bendigo, Nawas menonton dari TV dan melihat besarnya jumlah peserta demo tandingan yang mendukung kehadiran masjid.

Ismail Baig mengatakan, kehadiran masjid di Australia hendaknya tidak dilihat sebagai ancaman.

"Saya yakin kehadirannya tidak akan membawa dampak buruk bagi masyarakat," katanya.

Menurut dia, justru ada kemungkinan terjadinya radikalisasi bagi anak muda yang tidak merasa menjadi bagian dari suatu tempat beribadah untuk menjalankan ajaran agamanya.

"Jika ada masjid, anda bisa beribadah dan tumbuh, belajar dan berkontribusi kepada masyarakat," katanya.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-11-02/kehadiran-masjid-di-australia-jangan-dilihat-sebagai-ancaman/1510040
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement