REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keberadaan tiga makam dalam rumah warga di Kebon Kopi, Kota Bogor, mengusik nurani sejumlah pihak. Sejumlah bantuan berdatangan dari aparatur desa setempat, anggota dewan, dan instansi lain.
"Sudah terkumpul Rp 1.850.000, akan kami gunakan untuk memindahkan makam esok pagi," ungkap Asep Sumpena (40 tahun), yang mendiami rumah tersebut, Senin (2/11).
Asep memerinci, bantuan uang datang dari Lurah, Sekretaris Camat, Camat, anggota DPRD Kota Bogor dari beberapa fraksi, serta pom bensin dan mal yang terletak tak jauh dari rumahnya. Uang tersebut digunakan untuk memindahkan makam dalam rumah.
Ia bersyukur, Pemkot melalui UPT Pemakaman Dinas Kebersihan dan Pemakaman Kota Bogor telah menyediakan dua makam di TPU Blender, Tanah Sareal. Lahan alokasi kepindahan dua makam tanpa identitas yang terletak di bagian teras dan kamar mandi rumah Asep akan digratiskan biaya tahunan.
Seorang petugas dari UPT Pemakaman akan membantu proses pemindahan itu. Sementara, makam almarhumah Sumarti binti Jayadi, yang juga terletak di kamar mandi akan dipindahkan ke pemakaman wakaf di sekitar kampung.
"Ahli waris minta makam dipindahkan ke tempat terdekat," ujar Asep.
Rencananya, sejak pukul delapan pagi Asep bersama sejumlah warga akan bergotong-royong memindahkan makam. Pembongkaran harus dilakukan karena ketiga makam telah rata dengan lantai semen rumah sejak rumah dibangun pada 1991.
Rumah tersebut ialah milik pasangan almarhum Darwin dan almarhumah Nia Kurniasih, mertua Asep. Sejak 2014, Asep menghuni rumah sederhana itu bersama istrinya Fatimah Ikhtiyar dan ketiga anak mereka.
Rumah petak tersebut terdiri dari tiga bagian (teras, ruang tidur sekaligus ruang utama, dan bagian belakang untuk memasak dan MCK) yang masing-masing berukuran 4x4 meter.