REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Asep Sumpena (40 tahun) dan Fatimah Ikhtiyar (32 tahun), mengaku tak ada kejadian janggal selama mendiami rumah warisan orang tua yang 'menampung' makam. Penghuni rumah petak di Kebon Kopi RT.04/RW.09, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, itu tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Padahal, di samping pintu depan dan di ruangan belakang rumah untuk MCK, terdapat tiga makam dari masa silam. Ade dan keluarga tak mengetahui identitas dua dari tiga makam itu, sementara satu lainnya ialah makam almarhumah Sumarti binti Jayadi.
"Sejak tahun lalu tinggal di sini tak ada peristiwa apa-apa, orang tua yang sebelumnya menempati juga biasa saja," kata Fatimah, Senin (2/11).
Ia berkisah, kedua orang tuanya membangun rumah tersebut pada 1991. Sebelumnya, tiga makam telah ada di sana tetapi tak dipindah karena kendala biaya.
Tahun-tahun berlalu, hingga kedua orang tua Fatimah turut berpulang. Namun, sebelum wafat, keduanya berpesan agar semua makam dipindahkan.
"Alhamdulillah atas bantuan dari segala pihak, besok pagi akan dipindahkan," ujarnya.
Meski demikian, Fatimah dan suaminya menceritakan kejadian tak biasa yang baru-baru ini terjadi. Teko berisi air yang diletakkan di ruangan, tiba-tiba bergerak sendiri tanpa henti.
Arwah para almarhum/almarhumah juga diyakini sempat merasuki Fatimah secara bergantian. Asep, suami Fatimah yang menyaksikan itu mengatakan, para arwah itu menyampaikan beberapa hal.
Dalam bahasa Sunda, 'mereka' yang merasuki tubuh Fatimah minta dipindahkan secara semestinya. Kepindahan diharapkan seperti selayaknya memindahkan jenazah dengan cara Islam.
"Ada yang berterima kasih karena tidak akan lagi kena kotor, mungkin itu yang makamnya di belakang dekat WC," kata Asep.
Bagaimanapun, Asep dan keluarganya lega karena ia dan keluarganya dapat memindahkan makam-makam itu ke tempat yang semestinya.