REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM meluncurkan buku Neraca Gas Bumi Indonesia 2015-2030 dan Rencana Induk Infrastruktur Gas Bumi Nasional Tahun 2015-2030 di Kuta, Bali, Senin (2/11) malam. Buku Neraca Gas Bumi Indonesia berisi informasi suplai dan permintaan gas bumi untuk seluruh sektor gas di Indonesia, baik secara nasional maupun regional.
Dalam buku Neraca Gas Bumi Indonesia 2015-2030 tersebut diproyeksikan mulai 2019 Indonesia akan mengimpor 1.777 juta kaki kubik per hari gas (mmscfd) dan terus meningkat hingga mencapai 3.267 mmscfd pada 2030. Perkiraan meningkatnya kebutuhan gas tersebut berdasarkan perhitungan dengan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, ekspor gas bumi juga diperkirakan akan menurun seiring meningkatnya kebutuhan domestik dan turunnya produksi gas. Tahun ini tercatat ekspor gas bumi mencapai 2.700 mmscfd dan diprediksi terus menurun sampai dengan 560 mmscfd pada 2030 mendatang.
"Makanya kita harus cepat bangun infrastruktur gas dari sekarang. Niatnya pada 2019 itu, sudah banyak infrastruktur gas agar saat nanti kita mulai mengimpor gas, kita sudah punya infrastruktur untuk menyimpan. Kalau tidak, bisa-bisa kita balik lagi ke bahan bakar minyak (BBM)," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Badung, Bali, Senin (2/11) malam.