REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan perbatasan kaya akan potensi dan dapat menjadi daya tarik bagi investor.
"Perbatasan kaya akan potensi. Makanya kita perlu ajak para investor untuk masuk dan mengambil peluang, sekaligus ikut mempercepat pembangunan di desa-desa yang berada di perbatasan," ujar Marwan saat membuka Rembuk Investasi Perbatasan di Jakarta, Selasa (3/11).
Marwan menjelaskan forum yang diikuti 41 pemerintah daerah perbatasan, para investor, pelaku industri, akademisi itu sengaja digelar untuk bertukar informasi sekaligus menggali informasi akurat tentang peluang berinvestasi di daerah perbatasan.
"Investor butuh informasi akurat tentang kondisi fisik lokal, aksesibilitas dan alternatif pengembangan komoditas unggulan di perbatasan. Termasuk gambaran tentang analisis kelayakannya," jelas Marwan.
Salah satu potensi bisnis di perbatasan, lanjut Marwan, adalah investasi di bidang agribisnis. Untuk itu, perlu ada kombinasi faktor-faktor sumber daya alam dan manusia secara optimal, dipadukan dengan kejelian memilih jenis usaha.
Jenis-jenis usaha tersebut meskipun dinilai mempunyai prospek investasi yang baik, namun masing-masing memiliki kekhususan, terutama dalam hal peluang pasar dan pemasaran baik di pasar domestik maupun pasar global.
"Makanya peluang ada, potensinya ada, sekarang tinggal bagaimana cara efektif agar investasi di perbatasan itu segera terealisasi dan masyarakat perbatasan bisa segera maju dan bisa menikmati pembangunan," ujarnya.
Marwan menjelaskan pemerintah saat ini terus membangun aset di daerah perbatasan, seperti sarana dan prasarana dasar, sarana dan prasarana transportasi dan konektivitas antarpulau di daerah perbatasan, serta sarana penunjang lainnya yang akan mendukung pengembangan investasi lainnya.
Potensi dan aset tersebut merupakan modal awal yang dapat didayagunakan oleh semua pihak, termasuk oleh pihak swasta, yang akan mengurangi biaya awal investasi secara keseluruhan.
"Peran pihak tentu sangat dibutuhkan, yakni dalam bentuk penyertaan modal, penerapan teknologi, dan manajemen pemasaran diharapkan sekaligus dapat meningkatkan perekonomian di daerah perbatasan dan wilayah sekitarnya. Kami yakin, daerah perbatasan nantinya akan maju, memiliki daya saing yang kuat, dan aman."
Dia menerangkan ada tiga kategori usaha yang dapat dikembangkan pihak swasta di daerah perbatasan, meliputi kegiatan usaha primer, sekunder, dan tersier.
Kegiatan sektor ekonomi primer berupa pengembangan pertanian dalam arti luas, perkebunan dan peternakan, serta pengembangan usaha ekstraktif di bidang perikanan, kehutanan, dan pertambangan.
Adapun sektor usaha sekunder diantaranya meliputi potensi industri rumah tangga dan agroindustri.
Sedangkan sektor ekonomi tersier meliputi jasa pelayanan, jasa konstruksi, dan jasa perdagangan, maupun jasa lainnya.