REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Luas tanam di Kabupaten Ciamis mengalami penurunan akibat panjangnya musim kemarau. Minimnya sumber air membuat petani kesulitan memulai masa tanam.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Ciamis, Pipin Apilin mengatakan, luas lahan yang ditanam sejak memasuki September menurun hingga 70 persen. "Petani yang bisa menanam hanya yang memiliki lahan dekat dengan sumber air," kata Pipin kepada Republika.co.id, Selasa (3/11).
Dengan kondisi lahan pertanian yang tidak didukung oleh pasokan air yang cukup, risiko gagal panen pun tinggi, yaitu hingga 50 persen.
Hal ini akan berdampak pada turunnya produksi gabah. Sehingga, petani memilih menunggu musim hujan tiba sebelum mulai menanam.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis mencatat, luas lahan pertanian yang mengalami puso seluas 2.939 hektare hingga September 2015. Dinas Pertanian memprediksi masa tanam akan mundur dari seharusnya Oktober menjadi Desember.
Ketua KTNA Kabupaten Pangandaran Warino mengatakan, permasalahan yang di hadapi petani di Pangandaran sama dengan di Ciamis. Musim panen sudah berlalu dan sekarang telah memasuki musim tanam. "Tapi para petani kesulitan menanam kembali karena kesulitan mendapatkan air," ujarnya.
Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pangandaran mencatat, lahan persawahan seluas 2.094 hektare mengalami puso dari luas tanam 16.393 hektare yang telah dipanen hingga akhir September.