REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, semakin panas. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maupun perusahaan pengelola PT Godang Tua Jaya sama-sama ngotot merasa sebagai pihak yang benar.
Persoalan ini membuat Ahok geram. Ia pun menegaskan tak khawatir persoalan ini akan membuat Bantargebang ditutup. Mengingat banyak warga sekitar yang mengancam menutup tempat pembuangan sampah utama Jakarta tersebut.
"Terus kamu kira sampah Bekasi buang ke mana? Saya mau tanya kalian. Buang ke mana? Di sana (Bantargebang)," katanya di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/11).
Karenanya menurut dia jika mau ditutup seluruhnya. Jadi, warga Bekasi pun tidak lagi memiliki tempat pembuangan sampah. Ahok, sapaan akrab Basuki menilai Bekasi juga buang sampah di Bantargebang. Tapi tidak membayar apapun pada Pemprov DKI Jakarta. Padahal lahan tersebut milik Jakarta.
"Bekasi buang sampah ke Bantagebang bayar nggak sama kita? Enggak. Jadi yaudah, gitu lho," ujarnya.
Berkaca pada hal tersebut, mantan Bupati Belitung Timur ini menyebutkan lebih baik masalah jangan diperkeruh dengan ancaman hingga boikot warga sekitar. Karena keduanya sama-sama berkepentingan.
Ia justru bersikukuh agar Bantargebang bisa dikelola sendiri oleh Pemkot Bekasi. Jadi tidak perlu lagi menggunakan perusahaan swasta untuk mengelola. Pasalnya itu dinilai lebih menguntungkan karena uang pembayaran sampah bisa langsung masuk ke kas Pemkot Bekasi.
Untuk menjalin kerja sama langsung tersebut, kontrak dengan PT Godang Tua Jaya harus diputus. Namun upaya ini mendapat penolakan dari perusahaan swasta tersebut yang menilai sudah melakukan investasi banyak untuk Bantargebang.