REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Kisruh pengurusan visa hingga berbagai insiden kemanusiaan yang mewarnai penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015 rupanya tak mempengaruhi tingkat kepuasan para jamaah.
Kementerian Agama (Kemenag) RI mengklaim tingkat kepuasaan para jamaah haji tahun 2015 justru meningkat dibandingkan penyelenggaraan haji sebelumnya.
“Ini didasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan kepuasaan jamaah haji,” kata Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, saat membuka Semiloka Reformasi dan Interpretasi Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji bagi Umat Islam, di Semarang, Selasa (3/11) malam.
Menurut Menag, ini merupakan tahadus bin nikmah. Artinya, tingkat kepuasan jamaah haji yang mencapai 82,26 persen ini patut disyukuri. Berdasarkan survei BPS, tingkat kepuasaan jamaah ini lebih baik dari pelaksanaan ibadah haji tahun 2014, yang mencapai 81,0 persen.
Tingkat kepuasan ini dihitung selama dirinya menjadi Menteri Agama. Ia mengaku memang masih belum bisa memuaskan. Karena kalau memuaskan persentasenya 85 hingga 100. “Namun, untuk tahun ini mayoritas jamaah merasa puas,” tambahnya.
Menag juga menyampaikan, ada sejumlah target peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji tahun 2016 mendatang. Hal ini didasarkan saran, kritik dan evaluasi bersama dengan para tokoh agama dan ulama.
Sebab, tahun depan pelaksanaan ibadah haji jauh lebih berat dibandingkan pelaksanaan musim haji tahun ini. Hal ini terkait dengan kuota jamaah haji Indonesia tahun 2016 yang telah dikembalikan secara utuh menjadi 211.000 jamaah.
Di luar jumlah ini juga masih ada 20 ribu kuota tambahan. Kuota tambahan ini meliputi 10 ribu kuota tambahan diberikan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Raja Arab Saudi. Sisanya merupakan janji yang diberikan menteri yang membidangi haji Kerajaan Arab Saudi kepada Menag.
Terkait hal ini Kemenag juga akan mengusulkan penambahan petugas haji. Sebab total ada tambahan 60 ribu jemaah. “Sudah barang tentu, implikasinya tidak sederhana. Karena itu Kemenag kan lebih selektif,” tambah Lukman.
Hal lain yang menjadi perhaian Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015 adalah evaluasi terhadap persoalan ibadah haji. Diantaranya musibah jatuhnya crane, serta tragedi Mina.
“Seperti kita ketahui, 12 orang jamaah haji asal Indonesia meninggal akibat tertimpa crane raksasa yang roboh dan 129 orang jamaah asal Indonesia menjadi korban dalam tragedi Mina,” lanjut Menag.