REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemandangan tak biasa terlihat di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sekitar 34 rite sampah tertahan pada hari Rabu (4/11).
Menurut Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Pasar Minggu, H Nuryono dalam sehari produktivitas sampah di sini sekitar 134 ton. Sudah dari tanggal 2 November 2015, truk pengangkut sampah dari Jakarta tidak boleh masuk ke salah satu jalur pembuangan sampah.
"Jadi sekarang kita hanya boleh lewat Bekasi Barat," ujar dia di TPS Pasar Minggu.
Namun jika melewati jalur Bekasi Barat, waktu pembuangan diatur dengan jam. Jadi masuk pukul 22.00 Wib, dan keluar pada pukul 05.00 WIB. Karena peraturan itu, akhirnya dalam dua hari truk pengangkut sampah dari DKI Jakarta hanya dapat menarik satu rite per hari. Berbeda dengan dulu, dalam sehari satu buah truk dapat mengangkut sampah dua rite per hari.
"Jadi permasalahannya bukan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, tapi masalah jalurnya," tutur dia.
Masyarakat pun, menginginkan agar jalur pembuangan sampah Cileungsi dibuka kembali. Alasannya karena sampah di sejumlah titik di Jakarta ikut menumpuk. Nuryono menuturkan jika produksi sampah di TPS Pasar Minggu sendiri, per hari sekitar 134 ton.
Kalau dulu agar tuntas semua membersihkan sampah di sini sekitar 13 atau 14 rite per harinya. Tapi sekarang dalam waktu dua hari sekali, sampah baru dapat diangkut. Karena setelah membuang sampah, truk sampah tersebut tidak bisa keluar sampai malam berikutnya.
Adapun di TPS Pasar Minggu memiliki 10 unit truk sampah dari swasta, sedangkan 4 unit dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan Sudin Kebersihan Jakarta Selatan. Seorang pekerja sampah rumahan, Agus (40) mengaku selama dua hari ini, penampakan berbeda terjadi di TPS Pasar Minggu.
Gunungan sampah tampak meninggi beberapa hari ini. Alasannya karena para supir sampah yang ke TPST Bantargebang tidak dapat bekerja seperti biasa. Hal itu, karena salah satu jalur pembuangan sampah tidak boleh dilewati truk bermuatan sampah.