REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi penduduk Jakarta yang tidak tinggal di kawasan pesisir mungkin tidak akan repot memikirkan pencegahan abrasi atau pengikisian tanah karena air laut.
Berbeda bagi mereka yang tinggal di pesisir Utara Jakarta, Muara Angke dengan kesehariannya dekat dengan laut.
Komunitas Mangrove Muara Angke (KOMMA) juga kini giat mengoptimalkan penanaman mangrove. "Dulunya banyak tanaman mangrove di sini, tapi karena abrasi jadi merusak ekosistem," kata Risnandar, belum lama ini di Jakarta.
Untuk itu ia bersama komunitasnya terpanggil untuk mencegah abrasi dengan penanaman mangrove kembali. Bersama PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Muara Karang, ia bekerja sama rutin sejak 2014 menanam mangrove.
Dalam proses penanaman mangrove juga tidak mudah. "Biasanya dari penanaman pertama ada lima sampai sepuluh persen mangrove yang dehidrasi sehingga gagal," ungkap Risnandar.
Meskipun begitu, ia selalu bersama anggota komunitas lain kembali menyulam tanaman yang gagal. Biasanya, lanjut dia, yang gagal selalu langsung diganti lagi bibitnya.
KOMMA dengan PJB pada tahun lalu berhasil menanan dua ribu mangrove di kawasan Ecomarine, Muara Angke. Tahun ini penanaman mangrove ditambah hingga lima ribu untuk memperkuat ekosistem yang telah dibangun sebelumnya.