Rabu 04 Nov 2015 13:19 WIB

Nielsen: Konsumen Indonesia Tunda Beli Gadget Hingga Pakaian

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Indira Rezkisari
Perlambatan ekonomi membuat masyarakat menunda pembelian, diantaranya gadget hingga pakaian.
Foto: Antara
Perlambatan ekonomi membuat masyarakat menunda pembelian, diantaranya gadget hingga pakaian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Melambatnya perekonomian, membuat masyarakat Indonesia berpikir untuk lebih menghemat pengeluaran. Berdasarkan survei tingkat kepercayaan konsumen yang dilakukan Nielsen Indonesia pada kuartal III 2015, ada lima jenis pengeluaran yang paling dipilih konsumen di Indonesia.

Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin menyampaikan, sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia memilih untuk menunda membeli gadget sebagai trik untuk menghemat pengeluaran.

"Menunda beli gadget menjadi pilihan paling tinggi. Konsumen berpikir lebih memilih untuk memakai gadget yang sudah ada," kata Agus, Rabu (4/11).

Agus mengatakan, gadget juga menjadi jenis pengeluaran pertama yang dipilih konsumen Indonesia pada kuartal II 2015. Namun, persentasenya meningkat lima persen. "Kalau mau dibuktikan, coba saja cek pedagang elektronik seperti HP dan laptop, turun atau tidak penjualannya," ucap dia.

Sedangkan di urutan kedua masyarakat Indonesia memilih menghemat membeli pakaian dengan persentase 53 persen. Kemudian secara berturut-turut disusul dengan pengeluaran peralatan hiburan rumah tangga 52 persen, renovasi rumah 44 persen, dan pemakaian energi 43 persen.

Dijelaskan Agus, penghematan pada jenis pengeluaran renovasi rumah merupakan hal baru dalam kuartal III. "Penghematannya itu seperti menunda mengecat rumah," kata dia.

Sementara penghematan dari sisi pengeluaran energi, masyarakat disebut banyak yang beralih dari gas elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg.

Secara keseluruhan, indeks kepercayaan konsumen Indonesia pada kuartal III 2015 turun empat poin menjadi 116 terhadap kuartal II 2015. Indeks ini merupakan rekor terendah.

Indeks kepercayaan konsumen mengukur persepsi mengenai prospek lapangan pekerjaan, kondisi keuangan pribadi serta niat untuk berbelanja. Di Indonesia, survei dilakukan terhadap 523 koresponden melalui internet.

Tingkat kepercayaan konsumen menunjukkan sikap optimisme apabila indeksnya berada di atas 100. Sedangkan di bawah 100 menandakan pesimisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement