REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- PT Angkasa Pura I memperpanjang penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali karena abu vulkanik erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kami perpanjang penutupan hingga Kamis 5 November 2015 tetapi itu tergantung situasi terkini," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo di Kuta, Bali, Rabu (4/11).
Operator bandara telah mengeluarkan surat pemberitahuan kepada seluruh personel penerbangan di dunia atau "notice to airman" (Notam) dengan nomor A-2472/15.
Nota itu berlaku hingga Kamis (5/11) pukul 08.45 WITA namun kondisi itu bisa berubah sewaktu-waktu dengan mempertimbangkan kondisi cuaca berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pada Rabu (3/11), dua maskapai penerbangan Australia telah membatalkan penerbangan dari dan ke Bali yang dilayani maskapai Jetstar dan Virgin Australia dengan rute beberapa kota di negeri Kanguru itu yakni Brisbane, Perth, Sydney, Melbourne dan Adelaide.
Operator bandara kemudian menutup seluruh operasional bandara pada hari yang sama pukul 19.30-23.30 WITA dan kini diperpanjang hingga Kamis (5/11).
Abu vulkanik Gunung Barujari mengarah ke arah barat atau menutupi jalur udara pada ketinggian sekitar 16 ribu kaki atau menuju Pulau Dewata. Akibat letusan anak Gunung Rinjani itu, operator bandara terpaksa menutup seluruh operasional penerbangan.