REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Otoritas Bandar Udara Wilayah IV menyatakan bahwa pihaknya melindungi pesawat yang saat ini terparkir di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, dari debu vulkanik akibat erupsi Gunung Barujari di Lombok, NTB.
"Kami melakukan perawatan pencegahan dengan menutup bagian mesin dengan penutup khusus, termasuk saluran terbuka lain, agar debu tidak merusak sistem di pesawat," kata Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Yusfandri Gona ditemui di Terminal Keberangkatan Internasional bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (4/11).
Dia menjelaskan langkah tersebut sebagai salah satu antisipasi perlindungan kepada armada pesawat mengingat debu vulkanik itu berbahaya bagi mesin pesawat karena bisa menyebabkan korosi. "Jadi debu itu berbahaya tak hanya bagi pesawat yang tengah mengudara tetapi juga pesawat yang ada di darat," katanya.
Meski demikian, pihaknya belum mendapatkan informasi adanya pesawat terparkir yang sudah terpapar debu vulkanik tersebut. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Operator bandara setempat memutuskan untuk menutup seluruh operasional bandara karena sebaran debu vulkanik dari anak Gunung Rinjani itu mengarah ke barat atau ke wilayah udara di Bali.
Penutupan dilakukan mulai Selasa (3/11) pukul 19.30-23.30 WITA hingga Kamis (5/11) yang estimasinya hingga pukul 08.45 WITA. Sedikitnya 692 jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan sejak bandara itu ditutup.
Sebanyak lima jadwal penerbangan internasional terpaksa dialihkan ke bandara terdekat dan tiga penerbangan lainnya terpaksa kembali ke bandara asal. Meski demikian, pihaknya masih akan terus memantau perkembangan terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia, terkait dengan pergerakan debu tersebut.