REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Wakil Presiden India, Hamid Ansari, tertahan di Bali pascaerupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang menyebabkan operasional penerbangan di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai ditutup.
"Seharusnya beliau sudah lepas landas sore ini (Rabu)," kata Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Yusfandri Gona ditemui di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (4/11).
Akibatnya pesawat kepresidenan Air India yang membawa orang nomor dua pada pemerintahan India itu tertahan di apron landasan bandara setempat.
Yusfandri menjelaskan bahwa pihaknya telah memberlakukan prioritas untuk perlindungan armada pesawat dari debu vulkanik anak Gunung Rinjani itu termasuk pesawat medis dan pesawat yang ditumpangi pejabat negara atau kepala pemerintahan dan pesawat komersial.
"Kami sudah menerapkan untuk prioritas pesawat untuk medis dan kepala negara atau vvip," ucapnya.
Hamid Ansari berada di Pulau Dewata serangkaian kunjungan kenegaraannya di Indonesia. Di Bali, Hamid meresmikan patung Mahatma Gandi di Universitas Udayana (Unud) di Denpasar.
Selain itu Hamid juga mengunjungi Museum Pasifika di Nusa Dua, menghadiri jamuan makan malam eh Gubernur Bali, dan mengunjungi objek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.
Sebelumnya operator bandara menutup operasional penerbangan mulai Selasa (3/11) mulai pukul 19.30-23.30 Wita dan diperpanjang hingga Kamis (5/11) sekitar pukul 08.45 Wita.
Akibat penutupan itu sebanyak 692 jadwal penerbangan baik domestik dan internasional terpaksa dibatalkan dengan ratusan ribu calon penumpang gagal berangkat, termasuk Wakil Presiden India Hamid Ansari.