Rabu 04 Nov 2015 16:02 WIB

DPRD Bekasi Bantah Jadi Beking Pengelola TPST Bantar Gebang

Rep: C37/ Red: Bayu Hermawan
TPU Bantar Gebang
TPU Bantar Gebang

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan ada sejumlah anggota DPRD Kota Bekasi yang terlibat dalam skandal tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Menurut Ahok, orang-orang itu merupakan penghubung sekaligus beking PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST Bantar Gebang.

Anggota DPRD Kota Bekasi yang terlibat secara langsung dengan PT Godang Tua Jaya adalah Tumpak Sidabutar, yang merupakan menantu Direktur Utama PT Godang Tua Jaya, Rekson Sitorus.

Selain Tumpak Sidabutar ada juga Linggom F. Lumban Toruan, anggota DPRD dari Fraksi Hanura yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur PT Godang Tua Jaya.

Linggom disebut-sebut menjadi penghubung PT Godang Tua Jaya dengan Komisi A DPRD Kota Bekasi melalui Winoto, anggota Komisi A dari Dapil Bantar Gebang yang juga merupakan Ketua Hanura Kota Bekasi.

Selanjutnya, Winoto berkoordinasi dengan Ariyanto Hendrata selaku Ketua Komisi A. Sedangkan Tumpak Sidabutar disebut-sebut menjadi penghubung PT Godang Tua Jaya dengan Tumai, yang merupakan Ketua DPRD Kota Bekasi. Keduanya berasal dari partai dan Dapil yang sama.

Semua tudingan tersebut dibantah dengan keras oleh Linggom. Linggom mengatakan, saat masih aktif sebagai Wakil Direktur PT GTJ di tahun 2004 hingga 2014, dirinya bekerja secara profesional dan tidak pernah menjadi penghubung antara PT GTJ dan anggota DPRD Kota Bekasi.

"Ahok boleh-boleh saja menuding saya seperti itu. Ahok belum kenal saya. Selama saya bekerja di PT GTJ, saya berikan prestasi yang positif sehingga tidak pernah terjadi pergolakan di masyarakat Bantargebang. Seharusnya saya dapat penghargaan dari Pemrov DKI Jakarta," katanya, Rabu (4/11).

Pihaknya juga menjelaskan bahwa dirinya sudah lama tidak bertemu dengan Winoto dan tidak ada pembicaraan terkait sebagai penghubung antara PT GTJ dengan anggota dewan.

"Sudah lama saya tidak bertemu Winoto saya baru bertemu beliau kemarin saat acara partai," katanya.

Selain itu, ia pun berharap Ahok untuk berpikir jernih dan tidak membuat suasana menjadi panas. Sebab, dikhawatirkan ini dapat membuat masyarakat Bantargebang marah.

Linggom juga menyinggung kinerja Ahok yang dinilai tidak mengerti dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan Ahok membeli 1000 unit truk sampah, menurut Linggom yang dibeli Ahok bukan lah truk sampah melainkan truk tanah.

"Ahok gak ngerti mengelola sampah, apa Kepala Dinasnya yang gak mengerti. Itu yang dibeli truk tanah, kalau truk sampah itu tertutup seperti di negara-negara lain. Jadi sampah tidak berceceran di jalan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement