REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Demonstran berkumpul di luar parlemen di Taipei, Taiwan, Rabu (4/11), untuk memprotes rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dan Cina Xi Jinping.
Ma Ying-jeou akan bertemu mitranya Xi Jinping di Singapura pada Sabtu (7/11). Ini akan menjadi pertemuan pertama antara kedua pemimpin sejak akhir perang saudara pada tahun 1949. Protes yang dipimpin oleh calon legislatif Huang Kuo-chang, seorang pemimpin gerakan Sunflower yang pada tahun 2014 menentang kesepakatan rencana perdagangan dengan Cina.
Para pengunjuk rasa khawatir pertemuan ini meningkatkan pertumbuhan pengaruh Beijing di pulau itu, dan presiden Ma telah mengecewakan masyarakat Taiwan.
"Langkah Beijing tidak hanya akan mempengaruhi pemilihan presiden mendatang (Januari), tetapi juga mematikan demokrasi Taiwan," ujar pengunjuk rasa Yung-ming Hsu yang merupakan seorang analis politik Soochow University di Taipei seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (4/11).
Pemimpin oposisi Taiwan Tsai Ing-wen mengaku dirinya merasa sangat terkejut mendengar reencana pembicaraan tersebut.
"Pertemuan para pemimpin kedua belah pihak adalah peristiwa besar, yang melibatkan martabat dan kepentingan nasional Taiwan. Tapi untuk membiarkan orang tahu secara tergesa-gesa dan kacau seperti ini merusak demokrasi Taiwan," ujarnya.