Kamis 05 Nov 2015 12:37 WIB

Penumpang Kecewa BIL Ditutup tidak Ada Pemberitahuan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
Bandara Internasional Lombok
Foto: antara
Bandara Internasional Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Sejumlah penumpang maskapai penerbangan di Bandara Internasional Lombok (BIL) mengaku kecewa dengan penutupan bandara akibat letusan abu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari.

Sebabnya, mereka tidak menerima pemberitahuan tentang bandara yang ditutup sehingga mereka datang ke bandara.

“Saya pribadi tidak tahu bandara ditutup. Sesudah berada di bandara baru tahu. Sehingga, rencana penerbangan ke Malang kita batalkan sampai besok pagi,” ujar Lisa, penumpang yang akan berangkat memakai maskapai Lion Air kepada wartawan di bandara, Kamis (5/11).

Ia berharap letusan Gunung Baru Jari bisa cepat reda agar bisa melakukan penerbangan. Dan tetap akan menunggu sampai aktivitas penerbangan normal kembali.  

 

Riah, salah satu penumpang lainnya mengaku kecewa dengan ditutupnya bandara dan dibatalkannya penerbangan menuju Malang. Sebab, disana dirinya memiliki agenda acara yang tidak bisa ditinggalkan. Sementara itu, pemberitahuan dari maskapai pun diperoleh saat dirinya sudah berada di bandara.

Penumpang maskapai Garuda, Danang mengaku memilih menggunakan transportasi darat menuju Surabaya dan menggunakan pesawat ke Jakarta. Sebab, kalaupun besok, Jumat (6/11) bandara sudah kembali normal maka dirinya bersama rombongan tidak bisa langsung memperoleh kursi di pesawat.

“Tiga hari lagi kita bisa naik Garuda dan itu belum pasti. Seharusnya kita bisa diprioritaskan terbang besok jika bandara normal kembali,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok mengungkapkan aktivitas bandara ditutup hingga Jumat (6/11) akibat anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari yang masih mengeluarkan letusan abu vulkanik. Hal itu berdasarkan Notam yang terbit dari pukul 07.25 Wita hingga 08.45 Wita. 

“Kami informasikan BIL tutup sesuai Notam yang terbit,” ujar Humas BIL, I Gede Sandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement