REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengaku terkejut mendengar pernyataan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Sebelumnya PM Cameron menyebut jatuhnya pesawat Rusia di Semenanjung Sinai, Mesir, kemungkinan akibat Bom.
"Ini merupakan bagian dari penyelidikan yang masih harus diperjelas, dan kita sebaiknya tidak menduga-duga atau mengambil langkah yang bisa menimbulkan implikasi lain," ujarnya. "Implikasi yang pada faktanya bisa memengaruhi orang-orang di industri pariwisata Mesir."
Pesawat Metrojet Rusia yang membawa 224 orang jatuh dari ketinggian sekitar 9.000 meter di Semenanjung Sinai. Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari kawasan wisata Mesir, Sharm al-Sheikh menuju St Petersburg, Rusia. Seluruh penumpang dilaporkan tewas.
Saat ini, Pemerintah Inggris memutuskan untuk menangguhkan dulu penerbangan dari resor Sharma menunggu penilaian langsung tim ahli penerbangan Inggris. Tim sudah bertolak ke Sharm. Inggris mengatakan, mereka bekerja sama dengan pihak maskapai dan otoritas Inggris.
Sumber keamanan Eropa dan Amerika Serikat mengatakan, bukti menunjukkan bom yang ditanam kelompok militan ISIS sepertinya menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
"Kami telah menyimpulkan terdapat kemungkinan cukup besar kecelakaan terjadi karena alat peledak yang ditanam di dalam pesawat," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond.