REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin berpendapat, penembakan yang dilakukan oknum TNI terhadap tukang ojek di Cibinong, Bogor, sangat sadis.
"Ini sadis, hanya serempetan dengan tukang ojek dan melakukan penembakan itu benar-benar sakit,’’ ujar TB Hasanuddin usai menghadiri rapat kerja cabang DPC PDIP Kota Sukabumi di Geduang Juang 45 Sukabumi, Kamis (5/11).
Ketua DPD PDIP Jawa Barat itu menyebut tindakan itu melanggar aturan. Uoaya penembakan menurut dia hanya dilakukan pada saat kondisi tempur atau perang yang tidak lagi memikirkan apa-apa karena pertimbangan membunuh atau dibunuh. Namun, jika hanya karena faktor serempetan mobil tidak bisa dibenarkan.
Diterangkan Hasanuddin, pascapenembakan oleh oknum TNI ini diperlukan pengecekan terhadap kondisi manusianya atau pelaku. Sepengatahuannya, untuk menjadi bintara intelijen TNI ada pendidikan dan harus lulus psikotes.
"Selain itu, prajurit intelijen orangnya cool diam dan tidak tergesa-gesa maupun emosi,’’ ujar dia. Sehingga jika perang bisa menyusup ke daerah musuh.
Hasanuddin menerangkan, oknum TNI itu dipastikan benar-benar tidak mematuhi aturan. Terlebih, setiap hari para pemimpin di TNI mengingatkan delapan wajib TNI di antaranya wajib ramah tamah dengan rakyat, wajib sopan dengan rakyat karena rakyat bagian dari TNI‘’ Perlu dicek juga apakah senjata itu pada saat bertugas dikembalikan atau tidak,’’ imbuh Hasanuddin.