REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sulit dipungkiri, bisnis penjualan album dalam bentuk fisik seperti kepingan CD semakin meredup. Selain menurunnya minat konsumen membeli CD asli, melejitnya pamor layanan saluran musik internet atau music streaming menjadi penyebabnya.
Hal itu disadari salah satu band populer era 90-an, Java Jive. Grup yang berdiri sejak 1993 dan baru saja kembali eksis dengan merilis single Keliru ini pun menilai mau tak mau pelaku industri musik sudah harus mengantisipasi hal tersebut. Salah satunya melangkah ke penjualan produk dalam bentuk digital.
“Java Jive juga sudah melangkah, semua album kita sudah ada di iTune (layanan penjualan musik digital dari perusahaan teknologi Apple). Kita masih mencari cara bisa di-upload ke sana. kita memikirkan album bisa berupa digital,” kata salah satu vokalis Java Jive, Danny saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (5/11).
Danny mengatakan, dia dan personel Java Jive sudah menyadari melesunya penjualan CD musik sebelum memutuskan merilis Keliru. Menurutnya, hal itu, mendorong mereka untuk melakukan hal berbeda dari sebelumnya.
“Teman-teman kita semua menyadari ini sebenarnya sudah setahun lalu dan sekarang kita bertemu dengan temen-teman kreatif, dan akan melakukan terobosan untuk musik,” jelas Danny.