REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris memulangkan ribuan wisatawan dari resor Sharm el-Sheikh Mesir setelah peringatan bom mungkin menjadi penyebab jatuhnya pesawat Rusia. Beberapa maskapai membatalkan penerbangan mereka.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi bertindak untuk menghilangkan kekhawatiran atas keamanan di bandara resor Laut Merah.
Sisi yang berada di London melakukan pembicaraan lama dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Sisi mengaku siap bekerja sama dengan mitra Mesir untuk melindungi wisatawan asing. Ia juga ingin memastikan kecelakaan tidak berdampak negatif pada pariwisata Mesir.
"Kami benar-benar siap untuk bekerja sama dengan semua mitra kita untuk memastikan bandara kami menyediakan keselamatan dan keamanan yang diperlukan," ujarnya bersama dengan Cameron dikutip Channel News Asia, Jumat (6/11).
Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Namun, Mesir dan Rusia mengecilkan adanya kemungkinan pemboman. Mesir mengaku tidak ada bukti mendukung teori adanya bom.
Prancis bergabung dengan Inggris yang mengimbau warganya yang akan melakukan perjalanan ke resor. Diperkirakan puluhan wisatawan Prancis mendatangi daerah itu sedangkan wisatawan Inggris diperkirakan mencapai 20 ribu orang.
Raksasa penerbangan Jerman Lufthansa memutuskan untuk menangguhkan penerbangan masuk dan keluar dari Sharm sebagai langkah pencegahan. Turkish Airlines pun membatalkan dua penerbangan meski bersikeras sebelumnya mereka akan terus ke resor.
Tidak ada larangan global atau Eropa, Egypt Air tetap lepas landas dari Roma, Italia seperti yang dijadwalkan.