REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Konsumen Disc Tarra kecewa dengan kabar akan ditutupnya sejumlah gerai. Mereka terpaksa berpindah dari membeli CD di toko ke jalur daring.
Nur Annisa Hasniawati mengaku kecewa dengan beralihnya Disc Tarra dari toko fisik ke bisnis jual beli CD daring. Wanita yang kerap disapa Anis ini juga mengaku bingung kemana lagi akan membeli CD musik atau DVD film.
Walaupun akses musik dan film sudah banyak di internet, sebagian orang masih lebih suka memutar CD atau DVD. ''Apalagi musik, sensasi buka-buka sampul CD-nya itu lho,'' ungkap Anis kepada Republika, Jumat (6/11).
Anis mengatakan ia juga bukan tipe konsumen yang hobi membeli barang secara daring. Namun dengan kondisi ini, Anis mengaku terpaksa migrasi membeli CD secara daring.
Menurutnya, lebih menyenangkan jika mampir di Disc Tarra sambil berjalan-jalan di mal dan mencoba mendengarkan musik di sana. Dalam setahun, Anis bisa mampir ke Disc Tarra sekitar 10 kali dengan rata-rata belanja Rp 100-150 ribu.
Muhammad Iqbal menilai penutupan Disc Tarra adalah hal yang niscaya. Terlebih, para seniman kini makin banyak yang memotong jalur distribusi dengan menjual karya mereka langsung ke konsumen.
Iqbal mengaku tak begitu bingung jika toko seperti Disc Tarra tutup. Karena jalur distribusi yang dimanfaatkan para seniman juga kian beragam.
Selain di festival, para seniman juga menjual karya mereka secara daring. ''Apalagi, walaupun jumlah CD mereka terbatas, mereka menambahkan cerita dibalik pembuatan album dan hal-hal lain yang menarik,'' tutur Iqbal.